Tubuhnya
bergetar saat keluar dari ruangan itu, air matanya seketika membasahi wajahnya.
Wajahnya tampak layu dan sangat kusut mendengar hasil check up, “5 bulan? Ya Tuhan..
secepat inikah?” air matanya semakin deras, tiba-tiba seorang wanita yang tak
lain tak bukan adalah Mamanya memeluknya dengan sangat erat, “Mama sayang
Gisel, Gisel jangan sedih ya, Nak.. Itu Cuma perkiraan dokter”
Gisela
Gabriela, gadis pandai dan berparas cantik, sangat rajin dan ramah. Namun sayang,
sudah hampir 1 tahun dia mengidap penyakit leukemia, suatu keajaiban ia bisa bertahan
sampai saat ini. Semua orang menyayanginya, termasuk sahabat baiknya, Vino. Sepasang
sahabat yang saling melengkapi satu sama lain, selalu bersama dalam keadaan
apapun, selalu menopang satu sama lain.
“Sel..
boleh nanya kamu kenapa? Em.. terus kenapa sih kamu gak keliatan 1 minggu ini?”
Vino menatap ingin tau wajah sahabatnya itu, “Kamu sakit ya, Sel?”
“Eh..
apaan, aku nggak sakit kok, Vin. Kemaren cuma sibuk aja hehehe” gadis itu tetap
menutupi penyakitnya dari Vino, “maaf ya, Vin aku bohong, aku gak pengen kamu
khawatir dan kasian sama ku” ucapnya dalam hati.
“Oh gitu.. aku
hanya berharap kamu nggak bohong, Sel. Aku nggak tau kamu kenapa sebenarnya,
dan aku benar-benar sangat merasa bersalah, kalo aku nggak tau apa yang sedang
terjadi sama kamu. Dan aku benar-benar nggak pengen pisah dari kamu, Sel! Jadi,
aku harap kamu jangan nutupin apa-apa ya.”
Sebenarnya sangat
wajar bila Vino curiga tentang keadaan Gisele saat ini. Terlihat dari perubahan
fisik yang terlhat sangat jelas, tubuh itu semakin kurus, wajah yang cantik dan
dulunya selalu terlihat fresh kini agak pucat. Gadis yang dulunya tidak pernah
mengeluh dengan kepalanya, kini sering tampak mengeluh kesakitan di depan Vino
dan temannya yang lain, bahkan gadis cantik itu sering mimisan dan pingsan di
sekolah. Sungguh tidak tega melihat keadaannya saat ini.
Hari demi hari
tetap dilalui gadis itu bersama orangtua dan orang disekitarnya, terutama Vino.
Gisele benar-benar tidak ingin menyia-nyiakan 5 bulan terakhirnya berada di
dunia ini. Ia tak ingin mengecewakan orang di sekitarnya di sisa hidupnya, “aku
ingin semua orang bahagia karena aku, Vin” ucapnya pada sahabatnya.
“Sel.. kamu
senyum aja orang udah bahagia”
“Kamu kali yang
bahagia! Hiii.. lagipula siapa tau besok atau besok lagi aku udah nggak ada”
“Huuuss! Kamu gak
boleh ngomong gitu, Sel” ucap Vino seolah kaget mendengar ucapan itu.
“Emang benar
kali, Vin. Aku udah gak lama lagi. Makanya aku pengen banget ngabisin sisa
hidupku sama orang-orang yang kusayang, apalagi kamu.. orang yang benar-benar
kusayangi.. lebih dari sahabat” ucapnya dalam hati sambil tersenyum pada Vino.
Tiap-tiap hari
Vino menjaga Gisele, gadis itu mulai semakin sering permisi ke UKS pada jam
pelajaran, hal yang membuat Vino semakin khawatir akan keadaannya. Siang itu,
matahari bersinar sangat cerah, panasnya menusuk badan. Ntah apa yang terjadi,
Gisele mimisan dan tiba-tiba jatuh pingsan, ia jatuh di pelukan Vino, “Sel..
sel..” Vino berusaha menyadarkan, namun Gisele tak sadar juga.
Seketika ia
terbangun dari tidurnya, ia sudah berada di sebuah ruangan rumah sakit, tak
lagi di lapangan sekolah. Gisele kaget melihat dirinya sudah dipasang infus, “sudah
3 bulan..” tiba-tiba Gisele menangis, dan di hadapan Vino.
“Sel.. kenapa
kamu bohong?” perlahan Vino meneteskan air mata untuk yang pertama kalinya di
hadapan Gisele.
“Aku nggak mau
kamu gini, Vin..”
“Ini gak adil,
Sel! Harusnya aku tau dari awal!”
“Kamu tau dari
awal juga gak akan merubah keadaan, Vin! Aku juga gak pengen kok lemah kayak
gini!” Gisele ikut meneteskan air matanya, ia tak mampu menahan semua tangisan
kesedihannya, ia tak menyangka Vino tau semua ini. “Sekarang waktuku juga
tinggal 2 bulan lagi, Vin.. mungkin memang udah saatnya kamu tau.”
“Setelah kondisi
kamu makin parah, Sel?”
Gisele hanya
terdiam dan terpaku dengan keadaan itu, Gisele tak menyangka Vino sekecewa ini
pada dirinya, ia tak tau berbuat apa, Gisele menangis. “Maafin aku”
2 bulan lagi..
Gisele kini hanya bisa diam dan berbaring di rumah sakit. Ia sangat berharap
keajaiban datang padanya, dan ia pun akan pulih, namun ntah kapan keajaiban itu
akan datang atau malah tidak akan datang?
Sepucuk surat
dan setangkai mawar merah datang padanya. Sepucuk surat dan setangkai mawar
merah yang datang dari orang yang sangat dikasihinya.. Vino.
“Selamat pagi Gisele.. aku punya mawar
hidup. Ini buat kamu. Dan mungkin nantinya bunga mawar ini akan layu, tapi
meskipun dia layu, dia tetap menyimpan kenangan antara kita, Sel. Aku pernah
ngasih tau kamu tentang mawar merah kan, Sel? Nah.. sekrang udah saatnya. Kamu ingat
kan? Kalo kamu nggak mau kamu harus apa?”
Gadis itu
tersenyum melihat surat itu, seketika ia meletakkan bunga itu di samping
bantalnya, menunggu sampai Vino pulang sekolah dan datang padanya untuk melihat
bunga mawar itu. Menunggu sampai siang.. akhirnya waktu pun tiba..
“Sel.. kamu..”
“Kamu udah liat
mawarnya dimana? Mawarnya di sampingku, Vin. Tepat di sampingku, selamat ya”
“Makasih ya, Sel”
“Harusnya aku
yang makasih, kamu tetap nerima keadaan aku meskipun lemah banget kayak gini”
Gisele melukis senyum di wajahnya yang terlihat semakin layu dan pucat.
Hari-harinya
semakin indah walaupun sebenarnya keadaan ini sangat menyiksanya. Gisele yang
tegar, selalu tersenyum dan berjuang melawan penyakit yang menggerogoti
tubuhnya. Meskipun suatu saat nanti semua akan segera berakhir, apalagi ini
sudah bulan terakhir.
Malam itu Gisele
berdoa, ia berusaha duduk walau sebenarnya sangat sakit, “Bapa kami yang di
sorga.. T’rimakasih untuk semua yang telah kau berikan padaku sampai saat ini.
Aku tetap bersyukur dengan semua ini. Tuhan.. aku tau kondisiku sekarang sangat
lemah, harapanku sangat kecil untuk bisa hidup lebih lama lagi. Ya Tuhan.. aku
tak mengerti tentang apa yang kurasakan saat ini. Di tengah-tengah sakit yang
kurasakan, aku tetap bisa merasakan adanya cinta antara aku dan Vino. Aku mohon
ya Tuhan. Bila aku bisa, aku ingin membuatnya tersenyum, aku ingin melukis
senyum di wajahnya untuk terakhir kali ya Tuhan.. aku juga ingin membuat kedua
orangtuaku bahagia.. aku mohon ya Bapa, jika aku harus pergi, kirimkan
penggantiku kepada kedua orangtuaku ya Bapa.. aku percaya mujijat itu akan
datang padaku Ya Tuhan. Aku mohon.. aku juga mohon ampun atas semua
dosa-dosaku. Terimakasih Tuhan, dalam nama Yesus, Gisel berdoa. Amen”
Gisele tampak
gelisah hari itu, menunggu Papa pulang kerja dan Vino pulang sekolah dengan
Mamanya yang duduk manis di sampingnya menemaninya. Memberinya makan dan
menemaninya mengobrol, “Ma.. Gisele capek. Hari ini Gisele merasa lemah sekali,
detak jantung Gisele semakin lambat, Gisele juga semakin susah bernafas.. Gisele
gak tahan Ma.” keluhnya, Mama hanya tersenyum dan mengelus rambut putri
kesayangannya. “Ma.. makasih ya buat semua yang udah Mama dan Papa kasih buat
Gisele. Gisele sayang Mama.. Gisele sayang Papa. Maafin Gisele juga ya, Ma..
Ma.. Gisele juga sayang sama Vino, sampein salam Gisele buat dia ya, Ma.. Papa
juga..” Gisele memeluk mamanya, dan tertidur dalam pelukan panjang itu. Tubuhnya
semakin lemas dan dingin, Mama meletakkan tubuh Gisele di tempat tidurnya
perlahan. Ntah kenapa, Mama tak melihat tandan bahwa Gisele sedang bernafas.
“Dia telah
pergi..” dokter berkata perlahan di hadapan orangtua Gisele, dan Vino. Seketika
air mata menetes dari mata itu, semakin deras saat Mama menyampaikan pesan
Gisele yang terakhir.
Perlahan Vino
mendekati tempat tidur Gisele, “Sel.. sekarang kamu udah pergi, kamu udah
tenang di sana, aku sayang banget sama kamu, Sel. Gadis cantik yang sangat
kusayangi, pergi dan meninggalkan aku selamanya. Asal kamu tau, Sel. Aku
benar-benar menyesali semua ini, aku tau kamu sakit seperti ini setelah kamu
sudah semakin parah. Kita takkan pernah putus kan, Sel? Iya kan? Jangan lupakan
aku ya, sayang. Aku selalu menyayangimu, dan selamanya menyayangimu. Makasih
ya, kamu udah jadi malaikat paling cantik yang udah berhasil buat aku senyum di
sisa hidup kamu, dan sampai kamu menutup mata kamu.. aku pasti rindu sama kamu,
Sel. Selamat jalan ya Gisela Gabriella, pacarku dan sahabatku tersayang..” Vino
mengelus kepala orang yang paling dikasihinya sambil meneteskan air matanya dan
terjatuh di pipi manis gadis itu.
---
Maaf kalau ada kesamaan nama dan lainnya yahhh.
Jangan lupa tinggalin comment^^
Jangan lupa tinggalin comment^^
Makasih
0 komentar teman-teman :):
Posting Komentar
Halo!
Terimakasih sudah mau membaca blog saya. Semoga Anda suka :) Oh iya kalau mau kasih komentar, kasih komentar yang baik dan membangun ya. Supaya komennya enak dibaca :) Hahaha makasih