Sabtu, 19 Oktober 2013

Balon dan Kamu II

  ...Cerita Sebelumnya...
   Icha menemui Raka di tempat biasa mereka bertemu, tepat di meja nomor 9, tanggal pertama kali mereka bertemu dan saling mengenal. Di sana sudah ada Raka dan seorang gadis cantik berambut panjang, wajahnya sangat manis, dan ramah tentunya. Gadis itu adalah Fira, gadis yang ternyata adalah pacar Raka.  (penasaran? klik disini!!)
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
  Menangis sepanjang hari, menangisi Raka dan balon. Aku merasa takut bertemu dengannya lagi, aku takut tidak bisa menahan emosiku sehingga menghancurkan hubungannya dengan Fira. Akhir-akhir ini aku selalu menolak bila Raka mengajakku bertemu setiap pulang sekolah. Dan ntah mengapa begitu mudahnya aku memaafkan Doni dan menerima ajakannya hangout bersamaku setiap pulang sekolah, dia mengantarku, menemaniku, menjemputku, persis seperti dulu. Doni bilang dia dan Clara sudah putus seminggu yang lalu, dan aku tidak mempedulikannya sama sekali.
    From : Raka
    Icha, kenapasih akhir-akhir ini kamu sibuk terus? Kangen niiih.

    'Oh ya? Kamu kangen, Ka? Udah ada Fira kan? Aku yakin kamu gak butuh aku.' sebelum mengirim pesan itu aku menghapusnya kembali dan membalas singkat.
    To : Raka
    Maaf aku sibuk.


    3 minggu lost contact dengan seorang sahabat bukanlah hal yang mudah, ini adalah hal sangat berat, berat sekali malah! Namun semua itu sedikit sirna karena kembalinya Doni ke kehidupanku, semua terasa begitu indah, sangat sangat indah saat ini. Dengan janji-janjinya dan kata-kata manis yang terucap dari bibir itu membuat aku terpesona kembali padanya. Tapi apa ini hanya bohong semata? Aku belum begitu yakin dengan Doni setelah perlakuannya beberapa bulan yang lalu.

    Berkali-kali menerima pesan singkat dari Raka, berkali-kali mendapat telepon dari Raka, aku tak acuh, aku mengabaikan semua itu. Aku menghindari Raka demi aku dan Fira. Aku tidak mungkin membiarkan hatiku teriris. Dan bila aku dekat dengan Raka, aku tau Fira akan cemburu. Aku hanya berusaha melakukan yang terbaik, Raka. Maaf ya.
♥♥♥
    "Kamu sibuk gak?" tanya Doni padaku.
    "Enggak tuh, kenapa?"
    "Ke toko buku yuk, temenin aku sebentar aja.."
    TUMBEN! Seperti terjadi keajaiban, ini keajaiban dunia ke-8 mungkin! Doni? Ke toko buku? Aku masih ingat dulu dia sangat anti setiap kali aku mengajaknya ke toko buku, beda jauh dengan Raka. STOP! Kenapa aku jadi membandingkan mereka berdua? Sudah jelas mereka berbeda!

    ...di toko buku...
  
    Kebetulan atau tidak. Aku bertemu Raka di sini. Dia sendiri.
    "Icha?" sapanya.
    "Em.. hai Raka" balasku sambil memberi sedikit senyuman.
    "Kamu sama siapa, Cha?"
    "Um.. sama.. sama.. Doni!"
    "Mantan kamu itu ya?"
    Aku mengangguk kecil.
    "Aduh.. jau.." belum selesai bicara, suara Doni memecah suasana kami berdua.
    "Feli.. aku udah selesai nih, ayok kita pulang gimana?" teriak Doni.
    Dasar gak sopan, tau ini toko buku malah teriak-teriak lagi. Uh.. "Iya iya!" aku melihat wajah Raka, "duluan ya, Ka!"

    Sepanjang perjalanan aku tidak mendengar omongan Doni, sama sekali tidak! Aku tetap memberikan perhatianku pada Raka yang ntah dimana saat ini, aku memikirkannya dan terus membayangkan wajahnya.. Ntah mengapa aku merasa aneh..
♥♥♥
    Sudah 6 bulan aku tidak mengunjungi makam sahabatku. Kembali melihat seseorang di dekat sini, terdengar isak tangis seorang pria yang terlihat sangat frustrasi, kukurungkan niatku untuk membersihkan makam Dea. Kakiku melangkah menuju suara tangis itu, aku yakin dia membutuhkanku, atau seseorang yang mengerti bagaimana rasanya kehilangan.
  
    "Maaf, boleh aku gabung sama kamu?" sapaku ramah.
    "Icha.."
    Hei.. dia mengenalku, jangan jangan..
    "Raka kamu kenapa?"
    Matanya bengkak, wajahnya lesu, sedih sekali melihat keadaannya saat ini, pertama kalinya aku melihat seorang pria menangis sampai sesedih ini.  
    "Aku sedih, Cha. Rasanya mustahil untuk aku mendapatkannya, seseorang yang paling kusayangi. Kesempatan itu tertutup saat aku menyia-nyiakan kehadirannya yang jelas-jelas memberi warna dan harapan baru bagiku.. Aku nyesal. Aku sedih banget. Rasa ini hampir sama saat Mama pergi, persis sama."
    Sama Ka, saat kamu pergi dengan Fira, aku merasa kehilangan sahabat untuk kedua kalinya. "Kamu putus sama Fira?"
    "Ntahlah.." jawabnya singkat.
    Sikap ini tak pernah berubah dari dulu, misterius, nyaman dengan rahasia yang dipikul sendiri, nyaman menjadi orang yang tertutup, namun bahunya terbuka bagi siapa saja. Sesekali aku salut padanya, terkadang ada juga rasa kesal.. dan kagum.
♥♥♥
    "Fel, ulang tahun kamu yang ke-17 udah sebentar lagi tuh, rencananya kamu mau rayain dimana?" tanya Doni.
    "Aku juga nggak tau, Don. Ulang tahunku kan 2 hari lagi, sementara Mama dan Papa baru pulang bulan depan. Padahal aku pengen banget perayaan tahun ini spesial bersama orang-orang spesial, masa sama Kelvin doang? Dia kan nge-bete-in banget."
    "Fel.. fel.. yaudah deh, gimana kalo kita ke.."
    "Kemana?" tanyaku begitu semangat.
    "Lovebird aja, kan baru buka tuh, pasti suasananya asik banget ntar!"
    "Aku nggak bisa deh kayaknya" jawabku spontan.
♥♥♥
    Siang ini benar-benar panas, sepertinya aku harus langsung pulang. Ya, dengan atau tanpa Doni aku harus pulang.
    "Icha!"
    Doni? Raka? Doni? Raka? Aku berbalik.
    "Raka? Ada apa?"
    "Kamu kan besok ini ulang tahun, kamu sibuk gak?"
    "Sibuk? Nggak tuh.. Emangnya kenapa?"
    "Siap-siap ya, besok aku mau jemput kamu jam 5 sore?"
    Apa? Jemput? Aku? Besok? Malam minggu? Tunggu! Jam berapa tadi? 5 Sore? Ngapain? "Ngapain?"
    "Udah siap-siap aja!"
    Begitu saja Raka pergi meninggalkan aku di sini, sendiri tentu saja. Ntah kejutan apa yang akan kudapat darinya. Kejutan pertama berbulan-bulan yang lalu lapangan dan balon, lalu perkenalan dadakan dengan Fira, kemaren tangisan Raka di makam dan yang ini kejutan apa ya? Aku penasaran. Aku memang selalu penasaran dengan Raka, sampai kapanpun rasa penasaranku padanya tak akan pernah pudar.
♥♥♥
    Sesuai janjinya kemaren, aku sudah bersiap-siap jam 5 sore di depan rumah, menunggu lagi, menunggu lagi.
    "Vin, aku mau pergi dulu ya!" pamitku pada Kelvin.
    "Iya, princess, hati-hati di jalan ya"
    Sudah 10 menit setelah aku pamit dari si kepo, Kelvin. Kadang aku memang terlihat jadi adik yang kurang ajar, tapi kadang aku bisa bersikap baik dan sangat manis. Kelvin pun begitu.
    Tiiiiiiiiittt..
    "Cha, maaf telat"
    "Iya gakpapa"
    Ada yang berbeda hari ini, ya.. hari ini tumben Raka telat, biasanya dia selalu menungguku dan kini aku yang menunggunya, benar-benar terbalik. Aku hanya diam di sepanjang perjalanan, perjalanan yang cukup panjang, 1/2 jam duduk di atas sepeda motor membuat pinggangku sedikit pegal, belum lagi angin yang bergerak begitu cepat hingga mengacak rambutku yang tadinya sudah kusisir rapi.
    Raka mengajakku ke sebuah taman yang indah, baru kali ini aku melihat ada seorang pria yang menyukai taman, ini bukan pertama kalinya Raka membawaku ke taman, sudah berkali-kali.
    "Selamat ulang tahun ya, Cha.. Aku gak bisa kasih sesuatu yang spesial ke kamu, hanya ini yang aku bisa.."
    Indah.. Sangat indah.. Sudah jam 6, tidak terlalu terang, namun sekeliling dihiasi balon indah, warna-warni, dan udara yang sangat sejuk..
    "Makasih, Raka.."
    "Aku tau kok dari dulu kamu gak pernah suka balon, tapi aku.. aku hanya mencoba membuat kamu mulai menyukai balon dan menyadari bahwa balon itu tidak semenyeramkan yang kamu pikir."
    "Raka.."
    "Dan aku tau bagaimana perasaan kamu saat melihat Fira berbulan-bulan yang lalu.. Tapi.. Aku salah di situ, kenapa dengan mudahnya aku bohong sama kamu dan bilang Fira itu pacarku? Aku tau aku bodoh, aku tau aku gila.. Itulah mengapa aku menangis di makam mama dan kamu ada di situ. Rasanya sangat malu saat kamu melihat aku menangis seperti bayi. Maaf Icha.. Maaf.."
    "Raka.. makasih banyak ya buat semua ini. Aku juga tau aku gakpernah suka sama balon, tapi setelah kamu datang membawa balon, aku sadar bahwa balon itu indah. Persis seperti rasa sayang dan cinta.. Setelah kejadian Doni dan Della, aku selalu berkata aku benci cinta dan sahabat, semua itu hanya cerita dari negri dongeng. Tapi setelah kamu datang membawa apa arti cinta dan persahabatan yang sebenarnya, aku kembali mempercayai dan menyukai kedua hal itu. Makasih banyak Raka"
    "Iya, Icha"

    Berlari bersama menunggu matahari terbenam, sambil menerbangkan balon-balon yang sebelumnya sudah diisi Raka dengan berbagai kertas yang sudah diisi, alasan mengapa ia telat menjemputku. Balon-balon itu begitu indah.. Menghias langit yang sudah indah menjadi semakin indah, sama seperti Raka.. Datang menghias hariku yang sudah indah menjadi lebih indah.
♥END♥
Sumber gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjs_IbYI0PAXhEdT0qvNdJeyt5aAvyunAyDSj2P2dIhMi683plT8JhP2JLrXNJBWHCZrQ-ucSxwplXOnAgaR-fthe90JiyyQe4dMBJBmq9sjIrl5OLQzCvmKhWkaGwqkgazkk28b3sp030/s1600/balloons-black-boy-couple-cute-Favim.com-141971.jpg
http://29.media.tumblr.com/tumblr_lydb4gkn0s1rngzmoo1_500.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuYyoJyGDOxm9ggUGx1pRZ0SGrySRAOjmiWe7kSsfGd6AWwCQUssPzdzrNKctaZskTmcbhOXu2E-I6sjv2ERLlP7PU2nqxXB7YgXsk6Wb8k_Jg_z6fcACRLH1Z5YdrmeYiG5B10iHxp3s/s1600/gambar+galau.jpg

0 komentar teman-teman :):

Posting Komentar

Halo!
Terimakasih sudah mau membaca blog saya. Semoga Anda suka :) Oh iya kalau mau kasih komentar, kasih komentar yang baik dan membangun ya. Supaya komennya enak dibaca :) Hahaha makasih

 

Anggi Doloksaribu Template by Ipietoon Cute Blog Design