Hari
itu awal dari semester genap, aku sudah kelas 3 SMP. Betapa bahagianya aku akan
hal itu. Lebih bahagia lagi saat aku bertemu seorang anak SMA yang baru saja
masuk. Dan ternyata dia adalah Andre, satu kompleks ku, bisa dibilang kami
tetangga jauh. Mataku tak bisa berhenti menatapnya, ntah
kenapa pertemuan singkat dan sekejap dia seolah menyihirku. Tertegun melihatya dari balkon kelasku, tiap bertemu terasa sangat bahagia dan jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Mungkinkah aku jatuh cinta padanya?
kenapa pertemuan singkat dan sekejap dia seolah menyihirku. Tertegun melihatya dari balkon kelasku, tiap bertemu terasa sangat bahagia dan jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Mungkinkah aku jatuh cinta padanya?
Sheila Aurora,
itulah namaku. Tiap keluar main-main aku selalu berdiri di balkon depan
kelasku, aku selalu menunggunya keluar dari kelasnya yang berhadapan dengan
kelasku. Aku menunggunya dan senyumannya, aku berharap suatu saat nanti aku
akan menerima senyuman itu darinya. Ya Tuhan.. Dimana dia? Aku tak melihatnya
daritadi. Aku menunggunya hingga aku terbawa pada lamunanku, daydream yang
begitu indah. Aku berkhayal dia ada di dekatku, bersama denganku dan tersenyum
padaku.
“Hey!!! Melamun aja
sih!” tiba-tiba tepukan seseorang mengagetkanku dari lamunan yang begitu indah.
“Eh elo Mon!
Ngagetin aja deh!”
Sampai pulang
sekolah aku masih terbawa pada lamunan indahku, bahkan aku sama sekali tidak
memperdulikan Ujian-ujian yang akan kuhadapi. Akhirnya, kuputuskan untuk
mengakhiri lamunan indahku hari itu, aku membuka twitterku, melihat-lihat
account twitter Andre, berharap suatu saat nanti dia follow aku dan mention
aku. Tiba-tiba mataku berhenti pada tweet milik adik kelasku, Vivian. “ANDRE JONATHAN, X3” Aduh.. kata-kata
macam apa yang kulihat ini. Inikah yang sebenarnya terjadi dan tak kuketahui? Kusambung
tweet itu “Ciee, abg kelas kan dek? RT
@Vivianan1205: ANDRE JONATHAN, X3” Dan dia tak membalasnya.
Hari-hari
berikutnya tetap kulalui dengan normal sebelum aku menyadari, Vivian mendadak
benci padaku. Dia sering membuat status yang isinya meledek aku dan yang pasti
status status itu menggambarkan kebenciannya padaku. Aku langsung bertanya
tentang apa yang sebenarnya terjadi kepada Riani, tentang aku dan Vivian. Riani
sahabatku, dan teman Vivian, dia cukup membantuku.
“Vivian itu suka
sama Bang Andre tau. Dia kesel sama lo, kenapa? Karena lo itu juga suka sama
Bang Andre dan Vivian tau itu. Yang pasti dia benci banget deh sama lo!” jelas
Riani.
Oh.. begitu. Ternyata
hanya gara-gara Andre, aku yakin dia menyimpulkan semua itu melalui tweetnya
yang ku-retweet beberapa hari yang lalu. Aku berusaha tak memikirkan semua itu
dan benar-benar memfokuskan diri pada ujianku-ujianku tanpa memudarkan perasaan
yang kupendam padanya, Andre.
Hari-hari yang
sangat kutunggu-tunggu, 14 Februari 2012. Aku tetap berada dalam lamunanku di
balkon depan kelasku. Tiba-tiba aku melihatnya berdiri di balkon yang ada di
seberang kelasku. Ingin sekali memberikan sebuah senyuman termanis padanya,
tapi aku terlalu takut dan malu. Dia menatap mataku, aku menatapnya juga,
meskipun berjauhan tapi jantugku masih saja berdetak lebih cepat dari biasanya.
Aku menunduk, terbawa dalam lamunan lagi. Aku berkhayal hari itu juga Andre
akan datang padaku. Tak usah memberiku coklat, datang padaku dan mengucapkan
selamat valentine saja padaku sudah cukup membuatku bahagia. BUARRR!! Seketika lamunanku
berhenti saat Lena mendorongku dan menjatuhkan buku-bukunya di dekatku. Aku menunduk
dan membantunya memungut buku yang jatuh. Saat aku bangkit, Andre sudah
menghilang.
Keputusanku
sudah bulat, aku harus belajar dan sejenak menyampingkan perasaanku padanya. Meskipun
ini bulan-bulan terakhir sebelum UN, aku harus tetap berjuang.
Rapor bulanan
terakhirku, akhirnya kuterima. Aku memperoleh hasil yang cukup memuaskan aku. Peringkat
Sembilan dengan rata-rata 89,5. Wah.. ini untuk kedua kalinya aku mendapat 10
besar semasa SMP. Hingga pada akhirnya UN pun tiba, hari pertama aku sangat
menanti kehadiran Andre untuk mengucapkan “Selamat Ujian” padaku. Namun, hingga
hari terakhir dia tak kelihatan sama sekali. Aku tak boleh menyerah!
Benar-benar
sangat singkat dan sangat tak terasa, masa SMP ku sudah berakhir. Aku harus
mencari sekolah baru, SMA baru tempat aku akan melanjut belajarku. Aku memutuskan
pindah sekolah. Tak lagi bersama dengan Andre, untungnya kami tetap berada di
kota yang sama. Namun, aku tak tahu apakah perasaanku akan berubah saat kami
tak lagi 1 sekolah.
Sebelum masuk
SMA, ntah kenapa aku menerima Rio menjadi pacarku. Sebenarnya aku tak pernah
menyukainya, kalaupun iya hanya sebatas teman saja tak lebih. Karena dari dulu
sampai sekarang, perasaan ini tetap pada Andre, aku sangat menyesali semua yang
telah terjadi di antara aku dan Rio.
1 bulan setelah
aku duduk di bangku SMA, aku memutuskan mengikuti les bahasa Inggris untuk
memperdalam kemampuanku. Tak menyangka, Andre juga les di tempat itu. Kami mulai
dekat dan sering bersama. Kadang dia menjemputku dari rumah dan mengantarku
pulang les. Dia juga sering menjemputku dari sekolah dan mengantarku ke rumah.
Hari itu
benar-benar hari yang kelam, teman-temanku menjauhiku dan ntah kenapa mereka
marah padaku. Seharian di les aku benar-benar termenung, sama sekali tidak
tersenyum. Tiba-tiba aku menangis.
“Sheila, kamu
nangis kenapa?” tanya Andre padaku.
“Aku nggakpapa
kok, cuma lagi sedih aja”
“Jangan nangis
dong, Shel. Ini sapu tangan, air matanya di lap ya” katanya sambil memberikanku
sebuah sapu tangan biru muda.
“Makasih ya,
Ndre” aku mengambil sapu tangan itu, dan dia tersenyum padaku.
Benar-benar
bahagia saat orang yang kau sayangi ada di sampingmu saat kau menangis. Terimakasih
Andre.
Semua yang
terjadi antara aku dan Andre sangat berbeda dengan aku dan Rio. Perlakuan Andre
padaku juga berbeda dengan Rio. Setelah aku berpikir lama, akhirnya aku
memutuskan untuk mengakhiri 5 bulan yang sudah kulalui dengan Rio. Memang, Rio
sudah member warna-warna indah di buku kehidupanku. Tapi tetap saja aku merasa
ini tidak adil untuk kami, ini hanya cinta sepihak. Aku tak mungkin terus
membohonginya.
“Rio.. aku mau
bicara”
“Apaan, Shel?”
wajahnya tersenyum, sungguh tak tega memudarkan senyum itu.
“Jangan marah ya”
“Iyaa Shel”
“Sepertinya, aku
harus mengakhiri semua ini. Sekarang aku ya aku, dan kamu ya kamu, tidak lagi
kita. Karena aku merasa aku dan kamu hanya sebatas teman saja. 5 bulan ini
sudah cukup membuktikan semuanya, kita lebih baik jadi teman biasa saja seperti
dulu. Kamu ngerti kan?” jelasku panjang lebar.
Rio menarik
nafas panjang, terlihat dari wajahnya ia benar-benar rapuh dan kecewa akan hal
itu, “Oh gitu ya.. yaudah gakpapa. Aku gak mungkin maksa kamu. Em.. aku pulang
dulu ya, Shel” katanya.
Maafkan Rio,
sangat sakit rasanya ketika aku membohongi diriku sendiri dan orang lain yang
sama sekali tak bersalah padaku. Aku tau ini berat buatmu, tapi aku yakin ada
orang lain yang jauh lebih baik daripada aku, untukmu.
Hari-hari yang
kulalui sempat pudar tanpa Rio, memang perpisahan ini sempat membuat hariku
sepi. Tapi itu hanya untuk sementara saja. Ntah kenapa aku dan Andre semakin
dekat saja. Ia memberi warna baru yang lebih indah di kehidupanku. Aku merasa
lamunan yang selama ini kuharapkan perlahan menjadi sesuatu yang nyata, bukan
sekedar mimpi dan angan-angan saja.
Malam itu, Andre
mengajakku makan malam bersama. Kami melewati tempat yang tampak menyeramkan
dan sangat gelap, untung saja lampu mobilnya agak terang.
“Um.. Ndre, aku
takut”
Ia menatapku
tapi tetap fokus mengendarai mobil, “Kamu gak boleh takut, Shel. Aku kan ada di
sini” katanya sambil tersenyum.
Begitu banyak
kenangan yang ada di antara kami, meskipun semuanya bias dianggap sebagai
hubungan tanpa status. Tapi semua itu terasa sangat indah.
Ntah apa yang
terjadi padaku, tiba-tiba aku menyukai kakak kelasku, tanpa membuang perasaanku
pada Andre. Kenapa aku begini? Apa yang membuatku suka pada Daniel? Dan yang
benar-benar tak kusangka, Daniel adalah temannya Andre, mungkin aku sudah gila.
Namun, aku tak sempat dekat dengan Daniel. Malah, aku begitu cepat melupakannya
karena dia sudah membuatku menangis hari itu. Memang, Andre tak tergantikan.
Tahun baru
terkelam selama hidupku, aku melewati tahun baru di rumah sakit karena sakit
tipus. Aku benar-benar menyesali semua yang kulakukan, telat makan, gak makan,
bahkan beli makanan sembarangan, hingga pada akhirnya aku terbaring lemah di
rumah sakit. Wajahku benar-benar lemas saat itu. Menggambarkan kesedihan, dan
kesakitan yang begitu mendalam.
Pintu kamarku
dibuka sesorang… Andre!
“Selamat siang,
Sheila!” sapanya ceria.
“Eh.. kamu, Ndre”
“Ini buat kamu,
Shel, aku letakin di meja ya” katanya sambil meletakkan buah-buahan dan boneka
beruang yang membawa semacam boneka kotak obat yang bertuliskan “GWS Sheila” ntah darimana ia
mendapatkannya.
“Makasih, Ndre”
“Eh kamu kok
sakit sih, Shel. Kangen tau, gak pernah liat kamu naik sepeda lagi di taman
deket rumah, terus gak liat kamu lagi melamun di teras rumah kamu. Kangen tau. Makanya
jangan lupa makan, terus makannya yang bener dong, Shel. Kamu cepet sembuh ya!”
katanya panjang lebar sampil mengelus kepalaku.
“Iyaa bawel,
sekali lagi makasih ya” jawabku singkat.
Setelah aku
sembuh, dan valentine kedua bersama Andre pun tiba. Aku mendengar kabar yang
sangat membuatku drop. Andre kecelakaan, sepeda motornya tersenggol sebuah mobil.
Aku sangat khawatir dan sedih. Tanpa berpikir panjang aku menjenguknya ke rumah
sakit.
“Andre.. kamu
udah gimana?” kata-kata itulah yang keluar dari mulutku saat aku masuk ke
ruangannya.
“Gakpapa kok,
Shel. Cuma lecet dan koyak dikit hehehe.. kenapa kamu kangen ya?” dia meledekku
dengan tawanya.
“Ihhh geer!”
Begitu sakitnya
ketika melihat dia terbaring lemah di rumah sakit, dan tetap tersenyum padaku
menahan semua sakit yang dirasakannya. Tuhan.. aku mohon sembuhkan dia. Aku tak
tega melihat balutan perban yang ada padanya saat ini. Melihat ketegaran wajah
itu di balik sakit yang dialaminya.
Beberapa lama
setelah kesembuhan Andre, dia agak menghilang. Aku sudah jarang melihatnya di
rumahnya. Aku jarang melihatnya di les, 4 kali seminggu les, aku hanya
melihatnya datang 1 kali atau 2 kali. Aku kesepian dan merasa kehilangannya. Hingga akhirnya hatiku
tersayat melihat dia meng-upload foto perempuan. Sungguh sakit. Inikah php?
Setelah sekian lama aku menantikan lamunan lamunanku menjadi nyata, pada
akhirnya berakhir seperti ini?
Aku menangis, sebenarnya
aku punya sahabat, Ray. Orang yang ada saat aku menangis dan tertawa. meskipun
kadang Ray agak merepotkanku, tapi dia memang sahabat yang baik. Aku sangat
berharap kedekatanku dengannya dapat membuatku melupakan Andre, dan semua
kenangan tentangnya. Tapi ternyata aku salah, tiap kali aku mencoba melupakan
Andre, bayang-bayang tentangnya semakin nyata.
Hari ini Andre
ulang tahun yang ke 17. Dia mengajakku bertemu di taman dekat rumah. Sudah lama
aku tak berjumpa dengannya. Perasaanku tak pernah berubah, dan pertemuan ini
sangat melepas rindu ku padanya. Ia menraktirku es krim coklat.
“Shel.. aku mau
ngomong”
“Apa, Ndre?”
“Sebenarnya aku
tau tentang kamu, semuanya aku tau. Shel, kamu tau kan aku kelas 3 sekarang? Dan
aku janji, setelah aku lulus SMA, aku dan kamu akan jadi kita. Aku janji itu,
yang pasti kamu harus mau nunggu aku” katanya padaku sambil tersenyum. “Oh iya,
soal foto perempuan itu, dia bukan siapa-siapa hanya temanku. Aku tau ini semua
dari Vany” sambungnya lagi.
Senyuman dan
kata-katanya membuatku sangat bergetar dan menangis. Aku membalikkan badanku
dan meneteskan air mata. Aku tak tau ini air mata kebahagiaan atau kesedihan. Aku
mengusapnya, dan menjawab semuanya, “Iya, aku janji”
Semua yang
dikatakannya benar-benar mengagetkanku. Aku tak tau dan tak pernah tau. Apa semua
ini benar-benar atau hanya candaan semata. 1 tahun lagi semuanya akan terbukti.
Semua lamunan-lamunan ku menjadi seperti ini. Perasaan yang sudah kupendam
selama 2 tahun akhirnya diketahuinya. Aku hanya berharap dia tak berbohong, dan
berharap daydream yang indah, suatu saat nanti akan menjadi kenyataan.
-END-
0 komentar teman-teman :):
Posting Komentar
Halo!
Terimakasih sudah mau membaca blog saya. Semoga Anda suka :) Oh iya kalau mau kasih komentar, kasih komentar yang baik dan membangun ya. Supaya komennya enak dibaca :) Hahaha makasih