Rabu, 26 Juni 2013

I Will Always Wait For You



                Kriiingggg…
    Jam wekerku berbunyi sangat nyaring, membangunkan aku dari tidurku yang sangat nyenyak. Aku tersadar hari sudah pagi, mentari bersinar sangat cerah pagi itu. Dan aku pun menyadari, hari ini adalah awal dari semester ganjil, aku sudah kelas 3 SMA. Aku tak sabar!
***
“SELAMAAAT PAGIIIII NATASYAA CHARISSA AZARIAHH!!!!” suara itu mengagetkan aku saat aku duduk terpaku sambil melamun di tempat dudukku dalam kelas.
“Ehh kamu, Ndre. Bisa gak gak ngagetin aku gitu? Kamu kesurupan ya makanya jadi gila gini?”
“Ahh kamu bisa aja, Nat. kamu gak usah takut, aku nggak kesurupan kok” Andre cengar-cengir.
“Bisa aja ya, kamu!”
Sungguh aku semangat memulai semua ini, tapi aku tak yakin memiliki semangat juang yang berkobar seperti Andre, sahabatku. Aku sudah bersahabat dengannya sejak kelas 1 SMA, kami bertemu pertama kali saat MOS, kesan pertamaku dengannya, menurutku dia orang yang sangat narsis. Sungguh aku tidak bohong, namun dia sangat baik, pandai dan ramah.
***
            Pagi itu kami kedatangan murid baru di sekolah, dia dimasukkan ke kelas XII IPA 1, kelasku, tandanya kami punya teman baruuuu! Yang tidak pernah kusangka dia adalah teman kecil Andre. Katanya mereka sudah kenal sejak SD. Oh baguslah.. Itu tandanya Andre tidak akan autis lagi di kelas karena teman lamanya yang pasti mengerti dia datang lagi mewarnai hidupnya dan membuatnya tidak autis lagi.
            “Halooo! Nama saya Roni Jonathan, dari SMA Nusa II. Dulu saya di sana kelas XI IPA 1 di sana, dan mungkin sekolah ini sadar betapa jeniusnya saya hingga memasukkan saya di XII IPA 1 hehehe”
            Yaampun narsis!
***
Roni dan aku mulai dekat, kami sering dimasukkan ke dalam kelompok yang sama, Andre juga, aku dan Andre itu bagai amplop dan prangko, apapun yang terjadi kami pasti selalu bersama, sudah terbukti sejak awal masuk SMA kami selalu bertemu, kecuali saat pelajaran tata boga / elektronika. Mungkin hanya saat itulah kami berpisah.
Ternyata Roni adalah orang yang asik, gaul, ramah, dan tidak senarsis yang kukira, dan satu lagi dia memang pandai. Mungkin dia mencuri sedikit kepandaian Albert Einstein. Tidak! Tidak! Dia tidak sejenius itu juga.
Roni mulai sering mengajakku ketemu, makan siang sama, main sama, terkadang Andre memang ikut. Namun lebih sering kami berdua saja. Dan ini sudah 2 bulan setelah dia pindah. Aku merasa Roni memakai pelet atau apa, sehingga begitu banyak perempuan yang menyukainya di sekolah, mulai dari adik kelas sampai anak kelas 3 lainnya.
“Nat.. gue cakep banget ya?” katanya padaku saat kami sedang mengerjakan tugas matematika di café yummy saat itu.
            “Elaah, pedenya!”
            “Ihh emang bener kan? Buktinya banyak cewe yang suka sama gue di sekolah. Iya kan?”
        “Ya bener sih, tapi gue rasa elo itu make pelet, Ron! Hahaaha” aku tertawa terbahak-bahak di depannya.
       “Ihh mukalo puas banget ngetawain gue! Tapi.. gue cuma suka 1 cewe di sekolah, itu adalah.. jeng..jeng..jeng..jeng.. Natasya Charissa Azariah!!!! Cewe yang gak ngejar-ngejar aku dan cewe yang keliatan special dan cantik banget! Gimana?”
         Aku ternganga di hadapannya saat itu juga. Aku tak menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulutnya. Kenapa tidak? Kata-kata itulah yang keluar dari mulutku saat aku mendengar kata-kata itu darinya. ‘Yeee! Aku punya pacar!!’ kataku dalam hati.
***
            “Nat.. kamu jadian ya sama Roni?” tanya Andre padaku saat kami sedang makan bakso berdua di kantin, saat itu Roni sedang ujian susulan, sehingga ia tidak ikut.
          “Kamu tau darimana, Ndre? Emang iya. Kamu setuju kan? Udah 1 bulan loh, Ndre..” aku menjawab dengan hati yang penuh kegembiraan, berharap dia setuju dan mendukung aku dan Roni.
            “Nat.. putusin sebelum kamu nyesal.. aku mohon, dia itu gak baik buat kamu!” bujuk Andre.
            Loh???! Kok gini sih? Bukannya harusnya dia mendukung? Aku kan sahabatnya? Kenapa dia malah melarangku memilih yang aku rasa baik buatku?? “Maksud kamu apa, Ndre? Kamu gok gini sih!? Kamu gak suka liat aku bahagia? Buat aku gak selera makan aja deh!” aku berdiri dan pergi meninggalkannya.
            “Bukannya aku gak mau kamu bahagia, Nat.. aku cuma mau yang terbaik buat kamu! Dan dia bukan yang terbaik! Tapi terserah kalo kamu emang gak mau dengerin aku!” katanya dengan suara keras, aku masih mendengarnya, dan aku tidak peduli akan hal itu. Memangnya kenapa?! 
***
            Sejak kejadian itu aku tak pernah berbicara dengannya lagi, sama sekali tidak pernah! Aku benar-benar marah padanya. Aku merasa dia adalah orang yang paling kubenci di dunia ini. Aku tidak mau mengingatmu lagi, Ndre! Aku sudah cukup kecewa dengan perlakuanmu padaku kemarin!
Selamat ujian, Natasya Charissa Azariah!
Kamu pastiii bisa jawab soal-soal itu dengan baik!
Semangat yaaa!!
Salam, Andre

Surat kecil yang kutemukan di laci mejaku saat pagi-pagi aku datang ke sekolah untuk menghadapi UN. Aku kaget melihat surat itu. Saat-saat aku membencinya, dia mengingatku, saat-saat aku mengharapkan Roni yang akan menyampaikan kata-kata itu, Andrelah yang datang padaku, “Trimakasih Andre..” kataku dalam hati.
***
                Farewell party, saat-saat yang paling ditunggu-tunggu, em… tidak juga. Jika sudah farewell party, itu tandanya harus berpisah. Bukankah begitu?
                Aku pergi dengan pacarku, Roni dan melihat Andre datang sendiri ke pesta itu.. ntah setan macam apa yang merasukiku, saat itu aku mau menuruti permintaan Andre yang sangat ingin berfoto dengan aku. Ya.. sebenci-bencinya aku padanya saat ini, aku harus sadar, dialah sahabatku sejak aku masuk sekolah ini, dan seharusnya dia tetap menjadi sahabatku saat aku akan meninggalkan sekolah ini.
                Saat aku hendak menyebrang jalan menuju parkir mobil Roni setelah farewell party, kakiku tiba-tiba merasa pegal dan aku memutuskan untuk menyebrang lebih pelan, tak kusangka sebuah mobil tampak melaju begitu kencang di hadapanku. Aku merasa semua gelap, aku merasa badanku tak dapat bergerak, aku tak berdaya..
                Perlahan aku membuka mataku, aku merasa tidurku sangat lelap dan sudah terasa sangat lama. Aku melihat seorang pria menungguku dengan sabar sampai aku sadar, “Andre..?”
                “Akhirnya kamu sadar, Nat.. aku khawatir banget sama kamu..”
                “Aku kenapa, Ndre?”
                “Kemaren kamu ditabrak mobil, Nat.. tepatnya 1 minggu yang lalu, kaki kamu baru aja dioprasi, dan ya.. keadaan kamu parah banget kemaren, sampe-sampe kamu koma 1 minggu. Kamu mimpi apa pas tidur panjang? Kamu gak laper?” Andre berusaha menghiburku dalam keadaan yang menyedihkan ini.
                “Hahaha kamu bisa aja, Ndre! Jadi aku gimana? Apa aku bisa sembuh?”
                “Pasti bisa! Aku yakin! Ntar aku ajarin kamu jalan, kamu harus bisa lari-lari kayak dulu! Kamu kan lasak banget, Nat.. tapi kamu gak marah lagi sama ku?” tanya nya halus.
                “Gimana aku mau marah sama orang yang udah setia nunggu aku seminggu ini. Roni dimana?”
                “Nanti kamu pasti tau sendiri, kok Nat.. waktu akan menjawabnya, bukan sekarang, tapi nanti saat kamu udah sembuh”
                Setiap hari Andre menemaniku, menjagaku, dan mengajariku berjalan lagi, dia selalu menyemangati aku. Dia adalah sumber semangatku saat ini, dia adalah orang yang menjadi alasan untukku tetap bertahan sampai saat ini, orang yang mendukung ku dan meyakinkan aku kalau aku bisa kembali seperti dulu lagi. Terkadang aku terjatuh.. kakiku belum kuat, namun ia mengangkatku kembali dan membantu aku berjalan lagi. Terimakasih Andre..
***
                Hari yang kutunggu tiba, hari dimana aku sudah diizinkan pulang ke rumah, tepat saat ulang tahunku, setelah Andre mengantarku dia pergi dan memberiku sebuah amplop, album foto, serta sebuah foto berbingkai. Andre meminta aku membuka amplop itu besok pagi, setelah aku bangun dari tidurku.
Selamat pagi Natasya Charissa Azariah..
Pagi ini aku mau pamit sama kamu, aku mau pergi ke Bandung, kembali sama orangtuaku, disana aku nanti kuliah dan mencoba meraih cita-citaku. Aku disana akan berjuang meraih apa yang selama ini menjadi impianku, kuliah dan bekerja, kamu juga ya? Nanti aku akan kembali ke hidup kamu setelah aku berhasil meraih itu. Kamu ingat kan aku pernah bilang punya 3 cita-cita? Yang pertama kuliah, yang kedua bekerja dan sukses, dan yang ketiga hal yang aku gak pernah kasih tau ke kamu, hari ini aku akan ngasih tau, cita-cita ku yang ketiga itu bahagiain kamu sampai aku mati. Yang penting aku janji janji janji aku pasti kembali. Kamu gak perlu nyari aku! Biarkan aku yang nyari kamu, kamu sabar ya nunggu waktu mempersatukan kita kembali. Kamu jaga diri baik-baik.. jangan kecelakaan lagi, aku pasti sedih nanti. Dan soal Roni, kamu akan tau hari ini juga, kamu pergi aja nanti jam 6 sore ke Café Sweet and Yummy. Dia ada di sana. Dan kamu juga gak boleh sedih ya walau aku gak sama kamu! Ingat tetap senyum.
Makasih ya udah jadi sahabatku, makasih kamu udah datang ke kehidupanku dan makasih kamu udah berhasil buat aku sayaaaannng bangeeet sama kamu. Oke?
Sampai bertemu lagi, Nat, aku harap saat kita ketemu lagi, perasaan ini gak akan pernah berubah.. sampai bertemu lagi sahabatku…

                Aku membiarkan air mataku menetes membasahi pipiku.. aku tidak mengerti kejadian macam apa yang sedang kualami saat ini. Di saat aku mulai menyadari aku sangat menyayanginya.. saat itulah dia pergi dari kehidupanku. Aku pasti menunggumu sampai kau kembali.. ntah sampai kapanpun itu, aku berjanji! Dan aku pun sangat berharap saat kau kembali perasaan ini tidak akan pernah berubah. Terimakasih untuk segalanya!

-END-

0 komentar teman-teman :):

Posting Komentar

Halo!
Terimakasih sudah mau membaca blog saya. Semoga Anda suka :) Oh iya kalau mau kasih komentar, kasih komentar yang baik dan membangun ya. Supaya komennya enak dibaca :) Hahaha makasih

 

Anggi Doloksaribu Template by Ipietoon Cute Blog Design