Jumat, 05 Juli 2013

Monyetku



Membuka kembali kenangan indah yang sudah pernah kututup selama 1 tahun. Kembali mengingat semua kenangan tentang aku, sahabatku dan monyetku. Hal yang selalu membuat aku tersenyum dan tertawa kecil, sungguh masa kecil indah yang takkan pernah bisa kulupakan. Hanya 1 cerita yang membuat aku tersenyum
malu dalam diary kecil itu.
***
5 tahun yang lalu…
Pertama kali aku bertemu denganmu, Radit, tetangga baruku yang membuat aku merasakan indahnya jatuh cinta, ya kaulah cinta pertamaku. Siang yang panas saat aku dan Ocha sedang menikmati es krim coklat, saat itulah kau dan keluargamu datang dan menempati rumah di samping rumahku. Kita tatap-tatapan, aku merasakan ada getaran dari mata itu. “Ahh! Gak mungkin aku jatuh cinta, aku kan masih kelas 6 SD! Aku kok gini sih?” hal itulah yang pertama kali muncul di benakku setiap kali aku memikirkan Radit.
Setelah pertemuan itu, aku, Radit, dan Ocha jadi dekat dan sering main bersama dan belajar untuk mempersiapkan diri untuk UASBN. Aku tak sabar ingin segera lulus SD dan masuk SMP Diponegoro. Kata orangtua Radit, mereka akan memasukkan Radit di sekolah yang sama denganku dan Ocha.
Benar-benar aku merasa bahagia, hari pertama aku satu sekolah dengan Radit, cinta pertamaku. Kami bertiga sudah menjadi sahabat baik, dan untungnya SMP Diponegoro menyadari betapa sejatinya persahabatan kami bertiga, sehingga mereka membuat aku, Radit dan Ocha satu kelas. Sungguh aku bersyukur akan hal itu. Dari situlah aku mulai menyadari Radit adalah orang yang pandai, baik dan benar-benar setia. Tidak pernah sekalipun ia berencana untuk meninggalkan aku dan Ocha. Terimakasih Radit.
✿✿✿
“Dea, temenin aku ke perpus dong?” suara itu mengagetkan aku saat aku sedang melamun di dalam kelas.
“Kamu, Dit? Yaudah ayok” jawabku.
Aku dan Radit berjalan perlahan ke perpustakaan sambil bercerita tentang kisah hidupnya saat dia masih di Jogja. Cerita yang tidak pernah kudengar sebelumnya, menurut cerita Radit, aku menyimpulkan bahwa dia adalah orang yang sebenarnya agak pendiam dan tertutup yang agak sulit dekat dengan orang dan sulit didekati. Namun sebenarnya Radit adalah orang yang asik dan lucu.
✿✿✿
“Dea.. kamu tau gaksih?” kata Ocha padaku saat ia sedang berada di kamarku.
“Gak, kamu kan belum bilang ke aku, Cha!”
“Makanya dengerrr! Kamu tau gak? Aku sukaaaaaa banget sama Radit. Kalo kamu gimana?”
“Biasa aja sih! Kamu serius? Yaudah ntar aku bantuin deh!” jawabku sambil menahan perasaan kaget dan agak tidak enak membohongi sahabatku sendiri.
“Makaaasih ya Dea sayanggg, kamu baik banget! Yaa tapi kamu gak usah kasih tau ke Radit, ya. Pleaseee!!” katanya sambil memelukku dengan erat.
“Iyaa tenang aja, Cha!”
Aku menepati janjiku dengan Ocha, membantunya dekat dengan Radit, dan membiarkan perasaanku tersakiti begitu saja. Setiap kali kami jalan bertiga, aku selalu berusaha menghindar dari mereka dan mengawasi mereka dari jauh. Radit pun tidak pernah tau tentang perasaan ku ataupun Ocha kepadanya. Aku tidak pernah membocorkan apapun padanya.
✿✿✿
Kelas 2 ternyata adalah masa terkelam di hidupku, dimana aku didiamin sahabatku, Ocha karena dia sudah mengetahui semuanya. Ntah mengapa ia berhasil membuka diaryku, dimana aku selalu bercerita tentang perasaanku yang kupendam pada Radit, dan disana juga ada foto Radit yang kutempel di setiap cerita tentang dirinya. Dan bukan hanya itu.. dia juga mem-block aku dari setiap akun sosial yang dimilikinya dan menyindir aku di setiap statusnya, sungguh sakit rasanya. Bukan hanya itu.. ada hal lain yang lebih menyakiti hatiku.
“Dit, kamu tau gak? Dea suka sama kamuloh!” katanya pada Radit saat aku baru saja kembali dari kamar mandi, aku memilih untuk menguping pembicaraan mereka dari ventilasi kelas.
Radit hanya diam tanpa kata menanggapi semua itu, aku tidak pernah tau bagaimana ekspresi wajahnya saat mendengar hal itu. Jadi ini maksud kamu, Cha? Aku gak pernah membocorkan rahasia kamu ke Radit, laah kamu? Malah dengan berbangga hati kamu ngasih tau ke Radit dan lagi, kamu tetap mendiami aku.
Baiklah, Cha! Aku tidak mau mempermasalahkan hal ini, biarlah kamu bahagia dengan tindakan kamu, aku sudah memaafkanmu dan tidak pernah menyimpan dendam padamu. Aku selalu menunggu saat kamu kembali jadi sahabatku seperti dulu.
“Kamu ada masalah apa sama Ocha, De?” tanya Radit padaku.
“Aku juga nggak tau Ocha kenapa, Dit. Mungkin dia pengen sendiri, dan pengen jauh dari aku dulu. Biarin ajadeh..”
✿✿✿
Tepat setelah 9 bulan Ocha mendiami aku, dan tepat di hari ulang tahunku, Ocha lah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun dan meminta maaf saat itu juga padaku, ia memelukku dengan erat sambil menangisi semua yang telah terjadi, “Dea.. selamat ulang tahun ya, maafin aku udah jahat sama kamu. Aku janji gak akan ngulangin ini semua, aku nyesal Dea. Terserah deh kamu mau maafin aku atau enggak.”
“Makasih, Cha. Kamu gak sepenuhnya salah, aku juga salah karena dari awal bohongin kamu soal perasaanku ke Radit, tapi aku mohon kita jangan berantam gara-gara hal kayak gini lagi ya!”
Hubungan kami kembali lagi seperti dulu, kami berteman lagi, dan kembali kompak seperti dulu. Radit tidak pernah sekalipun membahas tentang apa yang pernah didengarnya dari Ocha. Jangankan membahas itu, dia tidak pernah memberitahu kami sama sekali tentang siapakah orang yang disukainya.
Hingga pada akhirnya UN pun tiba, tandanya kami harus sama-sama berjuang seperti 3 tahun yang lalu, melewati ujian penentu 3 tahun kami belajar di SMP Diponegoro. Setelah UN SMP dan SMA usai, aku mendengar kabar dari Radit yang benar-benar menggetarkan hatiku dan perasaanku, “Dea, Ocha… aku mau pamit sama kalian, aku, orangtua ku dan abangku mau balik lagi ke Jogja. Abangku bakal lanjut kuliah di sana, aku juga nanti mau SMA di sana. Kalian doakan aku ya, jangan pernah lupakan aku, dan semua tentang aku. Kita tetap sahabat kan walau kita jauh?” Radit, aku dan Ocha berpelukkan sambil menangis. Tak menyangka perpisahan ini begitu cepat, padahal aku baru mengenalnya 4 tahun.
Sampai jumpa lagi Radit, sahabatku dan cinta pertamaku.. aku pasti merindukanmu!
***
Itulah cerita menarik yang ada pada diaryku, tentang aku, sahabatku dan cinta pertamaku. Cinta pertamaku yang telah pergi dari kehidupanku, namun kenangan tentang dirinya tidak akan pernah pudar. Dan alasanku memanggil Radit monyetku, dia adalah cinta pertamaku dan orang akan menyebut hal ini cinta monyet. Berarti dia adalah cinta monyetku, Radit adalah monyetku tersayang.
Kembali aku menutup cerita indah indah ini dan menyimpannya di dalam lemariku. Berharap saat aku membuka kembali diary itu, aku sedang bersama kedua sahabatku dan sama-sama membaca tiap cerita dalam diary itu. Dan suatu saat nanti aku akan menceritakan cerita indah tentang aku, sahabatku, dan monyetku kepada anak-anakku di masa depan. Aku tidak akan pernah membuang setitikpun kenangan indah tentang aku, sahabatku, dan monyetku..  aku berjanji akan hal itu! Sampai bertemu lagi, Dit. Sudah 1 tahun kita berpisah, aku dan Ocha selalu menunggumu, dan akan tetap menjadi sahabatmu, sampai kapanpun itu!
-END-

Cerita ini hanya dikarang-karang yaa, maaf kalo ada kesamaan nama dan tempat atau bahkan kesamaan cerita :o itu hanya kebetulan semata! Yaa namanya juga ngarang. Hohoho.. Makasih udah baca^^ silakan komen di tempat yang tersedia kalau Anda bersedia!
Salam imut!^^

0 komentar teman-teman :):

Posting Komentar

Halo!
Terimakasih sudah mau membaca blog saya. Semoga Anda suka :) Oh iya kalau mau kasih komentar, kasih komentar yang baik dan membangun ya. Supaya komennya enak dibaca :) Hahaha makasih

 

Anggi Doloksaribu Template by Ipietoon Cute Blog Design