Membuka kembali
kenangan indah yang sudah pernah kututup selama 1 tahun. Kembali mengingat
semua kenangan tentang aku, sahabatku dan monyetku. Hal yang selalu membuat aku
tersenyum dan tertawa kecil, sungguh masa kecil indah yang takkan pernah bisa
kulupakan. Hanya 1 cerita yang membuat aku tersenyum
malu dalam diary kecil itu.
malu dalam diary kecil itu.
***
5 tahun yang lalu…
Pertama kali aku
bertemu denganmu, Radit, tetangga baruku yang membuat aku merasakan indahnya
jatuh cinta, ya kaulah cinta pertamaku. Siang yang panas saat aku dan Ocha
sedang menikmati es krim coklat, saat itulah kau dan keluargamu datang dan
menempati rumah di samping rumahku. Kita tatap-tatapan, aku merasakan ada
getaran dari mata itu. “Ahh! Gak mungkin aku jatuh cinta, aku kan masih kelas 6
SD! Aku kok gini sih?” hal itulah yang pertama kali muncul di benakku setiap
kali aku memikirkan Radit.
Setelah pertemuan
itu, aku, Radit, dan Ocha jadi dekat dan sering main bersama dan belajar untuk
mempersiapkan diri untuk UASBN. Aku tak sabar ingin segera lulus SD dan masuk
SMP Diponegoro. Kata orangtua Radit, mereka akan memasukkan Radit di sekolah yang
sama denganku dan Ocha.
Benar-benar aku
merasa bahagia, hari pertama aku satu sekolah dengan Radit, cinta pertamaku. Kami
bertiga sudah menjadi sahabat baik, dan untungnya SMP Diponegoro menyadari
betapa sejatinya persahabatan kami bertiga, sehingga mereka membuat aku, Radit
dan Ocha satu kelas. Sungguh aku bersyukur akan hal itu. Dari situlah aku mulai
menyadari Radit adalah orang yang pandai, baik dan benar-benar setia. Tidak pernah
sekalipun ia berencana untuk meninggalkan aku dan Ocha. Terimakasih Radit.
✿✿✿
“Dea, temenin
aku ke perpus dong?” suara itu mengagetkan aku saat aku sedang melamun di dalam
kelas.
“Kamu, Dit? Yaudah
ayok” jawabku.
Aku dan Radit
berjalan perlahan ke perpustakaan sambil bercerita tentang kisah hidupnya saat dia
masih di Jogja. Cerita yang tidak pernah kudengar sebelumnya, menurut cerita
Radit, aku menyimpulkan bahwa dia adalah orang yang sebenarnya agak pendiam dan
tertutup yang agak sulit dekat dengan orang dan sulit didekati. Namun sebenarnya
Radit adalah orang yang asik dan lucu.
✿✿✿
“Dea.. kamu tau
gaksih?” kata Ocha padaku saat ia sedang berada di kamarku.
“Gak, kamu kan
belum bilang ke aku, Cha!”
“Makanya
dengerrr! Kamu tau gak? Aku sukaaaaaa banget sama Radit. Kalo kamu gimana?”
“Biasa aja sih! Kamu
serius? Yaudah ntar aku bantuin deh!” jawabku sambil menahan perasaan kaget dan
agak tidak enak membohongi sahabatku sendiri.
“Makaaasih ya
Dea sayanggg, kamu baik banget! Yaa tapi kamu gak usah kasih tau ke Radit, ya. Pleaseee!!”
katanya sambil memelukku dengan erat.
“Iyaa tenang
aja, Cha!”
Aku menepati
janjiku dengan Ocha, membantunya dekat dengan Radit, dan membiarkan perasaanku
tersakiti begitu saja. Setiap kali kami jalan bertiga, aku selalu berusaha
menghindar dari mereka dan mengawasi mereka dari jauh. Radit pun tidak pernah
tau tentang perasaan ku ataupun Ocha kepadanya. Aku tidak pernah membocorkan
apapun padanya.
✿✿✿
Kelas 2 ternyata
adalah masa terkelam di hidupku, dimana aku didiamin sahabatku, Ocha karena dia
sudah mengetahui semuanya. Ntah mengapa ia berhasil membuka diaryku, dimana aku
selalu bercerita tentang perasaanku yang kupendam pada Radit, dan disana juga
ada foto Radit yang kutempel di setiap cerita tentang dirinya. Dan bukan hanya
itu.. dia juga mem-block aku dari setiap akun sosial yang dimilikinya dan
menyindir aku di setiap statusnya, sungguh sakit rasanya. Bukan hanya itu.. ada
hal lain yang lebih menyakiti hatiku.
“Dit, kamu tau
gak? Dea suka sama kamuloh!” katanya pada Radit saat aku baru saja kembali dari
kamar mandi, aku memilih untuk menguping pembicaraan mereka dari ventilasi
kelas.
Radit hanya diam
tanpa kata menanggapi semua itu, aku tidak pernah tau bagaimana ekspresi
wajahnya saat mendengar hal itu. Jadi ini maksud kamu, Cha? Aku gak pernah
membocorkan rahasia kamu ke Radit, laah kamu? Malah dengan berbangga hati kamu
ngasih tau ke Radit dan lagi, kamu tetap mendiami aku.
Baiklah, Cha! Aku
tidak mau mempermasalahkan hal ini, biarlah kamu bahagia dengan tindakan kamu,
aku sudah memaafkanmu dan tidak pernah menyimpan dendam padamu. Aku selalu
menunggu saat kamu kembali jadi sahabatku seperti dulu.
“Kamu ada
masalah apa sama Ocha, De?” tanya Radit padaku.
“Aku juga nggak
tau Ocha kenapa, Dit. Mungkin dia pengen sendiri, dan pengen jauh dari aku
dulu. Biarin ajadeh..”
✿✿✿
Tepat setelah 9
bulan Ocha mendiami aku, dan tepat di hari ulang tahunku, Ocha lah orang
pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun dan meminta maaf saat itu juga
padaku, ia memelukku dengan erat sambil menangisi semua yang telah terjadi, “Dea..
selamat ulang tahun ya, maafin aku udah jahat sama kamu. Aku janji gak akan
ngulangin ini semua, aku nyesal Dea. Terserah deh kamu mau maafin aku atau
enggak.”
“Makasih, Cha. Kamu
gak sepenuhnya salah, aku juga salah karena dari awal bohongin kamu soal
perasaanku ke Radit, tapi aku mohon kita jangan berantam gara-gara hal kayak
gini lagi ya!”
Hubungan kami
kembali lagi seperti dulu, kami berteman lagi, dan kembali kompak seperti dulu.
Radit tidak pernah sekalipun membahas tentang apa yang pernah didengarnya dari
Ocha. Jangankan membahas itu, dia tidak pernah memberitahu kami sama sekali
tentang siapakah orang yang disukainya.
Hingga pada
akhirnya UN pun tiba, tandanya kami harus sama-sama berjuang seperti 3 tahun
yang lalu, melewati ujian penentu 3 tahun kami belajar di SMP Diponegoro. Setelah
UN SMP dan SMA usai, aku mendengar kabar dari Radit yang benar-benar
menggetarkan hatiku dan perasaanku, “Dea, Ocha… aku mau pamit sama kalian, aku,
orangtua ku dan abangku mau balik lagi ke Jogja. Abangku bakal lanjut kuliah di
sana, aku juga nanti mau SMA di sana. Kalian doakan aku ya, jangan pernah
lupakan aku, dan semua tentang aku. Kita tetap sahabat kan walau kita jauh?”
Radit, aku dan Ocha berpelukkan sambil menangis. Tak menyangka perpisahan ini
begitu cepat, padahal aku baru mengenalnya 4 tahun.
Sampai jumpa lagi
Radit, sahabatku dan cinta pertamaku.. aku pasti merindukanmu!
***
Itulah cerita
menarik yang ada pada diaryku, tentang aku, sahabatku dan cinta pertamaku. Cinta
pertamaku yang telah pergi dari kehidupanku, namun kenangan tentang dirinya
tidak akan pernah pudar. Dan alasanku memanggil Radit monyetku, dia adalah
cinta pertamaku dan orang akan menyebut hal ini cinta monyet. Berarti dia
adalah cinta monyetku, Radit adalah monyetku tersayang.
Kembali aku
menutup cerita indah indah ini dan menyimpannya di dalam lemariku. Berharap saat
aku membuka kembali diary itu, aku sedang bersama kedua sahabatku dan sama-sama
membaca tiap cerita dalam diary itu. Dan suatu saat nanti aku akan menceritakan
cerita indah tentang aku, sahabatku, dan monyetku kepada anak-anakku di masa
depan. Aku tidak akan pernah membuang setitikpun kenangan indah tentang aku,
sahabatku, dan monyetku.. aku berjanji
akan hal itu! Sampai bertemu lagi, Dit. Sudah 1 tahun kita berpisah, aku dan
Ocha selalu menunggumu, dan akan tetap menjadi sahabatmu, sampai kapanpun itu!
-END-
Cerita ini hanya dikarang-karang yaa, maaf kalo ada kesamaan nama dan tempat atau bahkan kesamaan cerita :o itu hanya kebetulan semata! Yaa namanya juga ngarang. Hohoho.. Makasih udah baca^^ silakan komen di tempat yang tersedia kalau Anda bersedia!
Salam imut!^^
Salam imut!^^
0 komentar teman-teman :):
Posting Komentar
Halo!
Terimakasih sudah mau membaca blog saya. Semoga Anda suka :) Oh iya kalau mau kasih komentar, kasih komentar yang baik dan membangun ya. Supaya komennya enak dibaca :) Hahaha makasih