Selasa, 09 Juli 2013

Antara Dua Hati

Sumber gambar : klik disini!

Dari dulu aku ingin punya saudara kembar laki-laki, namun ntah kenapa aku terlahir sebagai anak tunggal. Ya, aku mengerti itulah takdir Tuhan untuk hidupku. Aku benar-benar merasa ‘mereka’ yang terlahir sebagai anak kembar adalah orang yang sangaaaaaaaat beruntung! Tentu saja, mereka punya teman berbagi, dan selalu bersama, aku yakin selera mereka pun sama! Namun, semua pikiranku tentang anak kembar beru
bah setelah aku mengenal Radit dan Randy.

Radit dan Randy, mereka kembar dengan begituuuuu banyak macam perbedaan, walau keduanya sama-sama pandai. Mereka selalu mendapat juara di kelas, yang jelas mereka selalu menempati posisi 3 besar di kelas mereka masing-masing. Perbedaan mereka sangat jelas terlihat, maksudku perbedaan sifat, wajahnya cukup mirip sih.

Radit adalah orang pandai yang agak terbuka, ceria, lucu, asik, ramah dan ngerti aku banget, aku cukup dekat dengannya karena dia sekelasku dan teman sebangkuku. Sungguh, berada dekat Radit membuatku lupa diri dan menjadi gila! Aku selalu tertawa lepas seolah tidak memilki beban jika bersamanya. Sementara Randy, adalah orang pandai yang memang tertutup dan pendiam, itulah yang membuatku yaa.. mungkin jatuh cinta padanya hohoho...

“Dit, asik gak sih punya saudara kembar?”

“Asik kalo orangnya nggak kayak Randy. Aku rasa dia itu patung deh, kaku banget! Ahh ngebosenin deh! Asik sama Randy kalo lagi belajar aja, Va. Emang kenapasih?” jelas Radit panjang lebar.

“Aku pengen punya saudara kembar, Dit, tapi telat hehe”

“Yaudaaah, kamu jadi kembaranku aja” kata Radit sambil mencubit pipiku, hiii gaksopan deh, Dit!

Ohhya? Sungguh Randy orang yang gak asik dan dingin? Aku penasaran! Selama ini aku hanya mengenalnya dari jauh saja, aku tak pernah berani untuk berbicara satu katapun dengannya. Aku melihatnya dari jauh saja sudah cukup puas rasanya! Bahkan menurutku sikapnya yang terlihat cool yang buat aku tertarik padanya, bukan kayak Radit si ember!

“Randy, kamu dipanggil Bu Sita ke kantor!” kataku takut saat aku disuruh memanggilnya, sungguh aku degdegan, badanku bergetar, keringat bercucuran dari kepalaku.

“Oh ya? Kamu kenapa, Va? Baru lari marathon ya? Kok keringatan gitu? Nih.. lap” kata Randy sambil memberiku sapu tangan.

“Thanks!”

“Iya, aku pergi dulu ya, Va!”

YEEESSSS!!! Aku punya alasan buat ketemu Randy besok atau besoknya lagi!! Sapu tangannya ada samaku! Hihihi aku senang banget, deh!!!^^

“Kamu kenapa, Eva? Kok daritadi kamu senyum-senyum sendiri sih?” tanya Luna

 “Yaaa senenglah! Sapu tangan Randy ada samaku, besok-besok aku punya alasan buat ketemu dia! Hihihihihi!!!^^”

“Kamu gatel ih! Hahaha”

Mencuci sapu tangan itu dengan penuuuuh perasaan, menyetrikanya dengan perlahan dan penuh kehati-hatian, tak boleh kusut dan harus benar-benar wangi. Aku memastikan sapu tangan itu benar-benar bersih saat aku mengembalikannya, seperti perasaanku padanya.

“Ran.. ini sapu tangan kamu! Makasih banyak ya”

“Iya, sama-sama, eh nanti pulang sekolah temenin aku beli buku ya, kamu bisa?”

Tanpa pikir panjang, “Okedeh!!!”

Hari demi hari, aku dan Randy semakin dekat, aku mulai merasakan ada yang lain dari tatapan itu, dari segalaaa hal yang dibuatnya kepadaku, ahh!

“Evaaaaaaaa!!!! Kamu kok makin sering senyum-senyum sendiri sih? Lagi naksir sama orang ya? Hayooo!” goda Randy.

“Ihhh soktau deh”

Ntah kenapa begitu berat rasanya memberi tau Randy tentang perasaan ini pada saudara kembarnya. Aku belum siap diejek Radit mulut ember ini, dia pasti ngejek aku kalo dia tau tentang ini, jangankan ngejek, dia pasti jitak aku sampe kepalaku menggunung. Dit! Tunggu aja aku jadi kakak iparmu! Hahaha amin!!!

Tunggu! Ada yang berbeda! Aku merasa tidak menemukan siapa diriku pada saat aku bersama Randy. Memang, aku semakin pandai dalam hal belajar, namun aku merasa kehilangan diriku yang sebenarnya. Kata Luna aku jadi makin pendiam dan gak ember kayak Radit lagi, Radit pun merasa begitu, benarkah ini?

Ntah apa yang terjadi aku mendengar kabar burung tentang Randy dan Vina, kabar yang membuat hatiku sangat rapuh dan hancur, saat itulah Radit datang menghiburku tanpa pernah mengetahui hal apa yang membuatku hancur dan galau seperti ini. Semua yang dilakukannya padaku membuatku sangat bahagia, dia adalah satu-satunya orang yang mengerti perasaanku. Saat bersama Radit aku berhasil menemukan siapa aku yang sebenarnya, aku merasa nyaman dan merasa apa adanya, tanpa aku sadari, aku mulai menyukainya.. dan aku menyukai Randy. Kenapa ini harus terjadi?

***

Hujan siang itu memaksaku untuk tetap tinggal di sekolah, dan kali ini berbeda, aku tidak sendiri seperti biasanya, ada Randy dan Radit juga di sekolah. Seperti biasa Radit si mulut ember datang mencubit pipiku sambil berkata konyol, mungkin Radit tidak mengenal kata malu, “aduuuh kembaranku yang imut super belum pulang, kaciaaan!”

Suasana berubah, setelah mencubitku Radit hanya diam. Benar-benar berbeda dari biasanya, aku heran deh. Biasanya kan mulutnya super ember, ini kok diam aja? Mungkin embernya lagi ditutup atau lagi mampet.

“Eh.. dit, tumben kamu diam! Bosen nih, main tod yok?” Randy mencairkan suasana, mungkin mereka lagi bertukar jiwa.

“ToD? Apa itu?” aku dan Randy serempak menjawab.

“Truth or Dare, masa kalian gak tau? Aku pikir aku terlalu kudet, ternyata ada yang lebih kudet daripada aku!” ledek Radit.

“Oh! Aku tau, Dit! Gini deh, kalian dua itung 1 ya, kalo aku nanya kalian berdua yang jawab, naah, kalo kalian mau nanya aku, pertanyaan atau tantangannya cuma 1! Gimana?” tawarku pada mereka berdua.

“ahh kalo syarat nya gitu mah, aku bisa deh nerima! Jadi siapa dulu nih?” sambung Radit.

“Kamu aja, Va.” tawar Randy

“Jadi kalian berdua mau Truth atau Dare?”

Mereka berdua diskusi kecil di depanku, aku tau mereka berbeda, Randy pasti milih truth dan Radit, udah jelas dong dare! Kira-kira mereka milih apa ya jadinyaa.

“Truth!” jawabnya serempak.

“Okeee, yang jujur ya, jadi sebenarnya kalian berdua suka sama siapaaa sih? Ayoodong, jujur.. cerita cerita!”

“Gak ada yang perlu diceritain, Va” kata Randy dan Radit serempak, mungkin kontak batin antara mereka terlalu kuat, sampai-sampai jawaban pertanyaanku bisa sama, padahal aku sudah berharap namaku disebut.

“Maksud kalian?”

“Aku suka kamu!” suara mereka samar-samar terdengar, keluar bersama hujan turun, walaupun begitu maknanya jelas menusuk hatiku yang paling dalam, loh kenapa gini?

“Aku udah lama suka sama kamu, Va, sejak kita sebangku. Tapi aku gak pernah berani ngungkapin ke kamu! Aku takut Va! Jujurrrr banget ini!” kata Radit dengan penuh semangat.

“Aku udah lama, Va! Tapi aku gak pernah tau perasaan kamu, kalaupun kamu tau, aku gak minta sekarang kamu jadi pacarku! Aku mau kamu nunggu sampe kita lulus sma! Dan aku makin gak yakin kamu mau nunggu aku sampe kita lulus sma!”

Aku ternganga dan tak menyangka semua seperti ini. Aku ada antara 2 hati yang berbeda tapi sama. 2 hati yang sama-sama kucintai.

“Jadi kamu gimana? Kamu pilih truth ya?”

Aku diam sejenak, menunggu hatiku sedikit lebih tenang dari yang tadi, aku tak menyangka semua secepat ini. Aku terlalu takut untuk jujur kepada mereka dan memutuskan yang mana yang harus kupilih.

“va.. kamu masih di sini kan?” Radit melambai-lambaikan tangannya di hadapanku.

“Ehh aku masih di sini kok, Dit” ah! Sudah kuputuskan!

“Yaaudah, jawab dong! Penasaran nih!” bujuk Randy.

Aku menarik nafas panjang, bersiap-siap menerima jawaban dari perkataanku yang akan kulontarkan pada saudara kembar ini, “jadi gini.. sebenarnya aku sukaaa banget sama kalian berdua, awalnya aku hanya suka sama Randy, aku pikir Randy sama Vina jadian, di situlah aku patah hati dan benar-benar merasakan kehadiran Radit yang seolah memberi harapan baru dan menemani aku dalam kegalauan yang begituuu mendalam. Saat itulah aku mulai menyukai Radit dan menyadari arti kehadirannya di hidupku. Tapi walaupun aku suka sama Radit, perasaanku sama kamu gak pernah berubah Ran.. aku ada di antara dua hati, dua hati yang berbeda tapi sama, dua hati yang sama-sama kusayangi dan menyayangi aku, aku gak pernah bayangin bisa ada di posisi ini. Sebenarnya aku gak tau mau milih siapa, tapi setelah dipikir-pikir.. aku udah tau jawabannya.” Aku kembali menarik nafas panjang melanjutkan pidato singkat ku di depan mereka berdua, “hufftt.. aku sayang kalian berdua, tapi aku gak bisa milih salah satu. Lebih baik aku nggak milih sama sekali atau aku harus kehilangan satu di antara kalian. Kalian berdua sama-sama berarti dan berharga di hidupku. Jadi, saat ini, aku rasa kalian udah tau jawabannya.. so.. aku gak milih salah satu, aku milih kalian berdua. Ya.. kalian berdua. Aku milih jadi sahabat kalian. Soal perasaan itu, aku mau kita nunggu waktu menjawabnya, mungkin perasaan itu akan terbukti seiring berjalannya waktu, dan aku berharap semua itu akan terjawab nantinya, aku sayang kalian..”

Aku memeluk mereka berdua dengan erat, aku sangat menyayangi mereka. Mereka adalah orang yang membuat aku terjebak antara 2 hati, dan aku tidak akan memilih salah satu antara mereka saat ini, aku lebih memlih menjadi sahabat mereka supaya aku bisa selalu bersama mereka dan dekat dengan mereka. Terimakasih kembar, aku sayang kalian!

6 komentar teman-teman :):

  1. Duh, susah ya milih pacaran sama salah satu anak kembar itu.. apalagi kalo udah temenan

    BalasHapus
  2. gik bole ngasih saran? templatemu kurang greget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hoho sengaja non,biar agak gak lalod. Nanti kalo uda ada modem kuganti :D

      Hapus
  3. Sama sodara kembar ya?!
    nggag sama sodara kembar juga bisa kejadian, sama dua cowok yg lagi sahabatan dan tau2 suka sama kamu?! Padahal Kamu juga nyaman dan sayang mereka. So what?!
    Hhehe... *kayaknya ini curcol deh?!

    Tapi, alurnya kereen Kak.

    Happy blogging!!

    Mampir juga ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa hehehe aduh kejebak cinta segitiga ya? *ups hehehe
      Makasih yaa, pasti mampir kok! :)

      Hapus

Halo!
Terimakasih sudah mau membaca blog saya. Semoga Anda suka :) Oh iya kalau mau kasih komentar, kasih komentar yang baik dan membangun ya. Supaya komennya enak dibaca :) Hahaha makasih

 

Anggi Doloksaribu Template by Ipietoon Cute Blog Design