Jumat, 09 Agustus 2013

Balon dan Kamu

    Terpuruk dalam sebuah situasi yang memaksaku untuk menangis dan menangis lebih dalam.
    1. Aku baru saja kehilangan orang yang paling kusayangi. Della sahabatku, meninggal dalam kecelakaan bus yang menewaskan puluhan jiwa, salah satu di antaranya Della.


    2. Aku baru saja tau bahwa Doni selingkuh dan meninggalkan aku sendiri, ya.. tepat setelah 3 hari meninggalnya Della, aku memutuskannya. Doni pun pergi bersama orang lain yang menurutnya jauh lebih baik daripada aku. Mirisnya, ia tidak merasa bersalah dan sedih sama sekali, karena ternyata 1 bulan sebelum kami putus dia sudah punya pacar lain.
    3. Kedua orangtua ku pergi ke rumah kakek dan nenek, mereka pergi untuk melihat kondisi kakek dan nenek.. Dan menemani papa untuk urusan kantor.
    4. Aku di rumah bersama Kelvin, abangku, hal yang membuat aku semakin stress itu dia. Dia selalu menggangguku dalam situasi apapun, membuat hari-hariku semakin berantakan!
    5. Aku kesepian, sekarang Della udah nggak ada lagi.
    6. Huft.. Apa yang harus lakukan??
    Termenung di depan balkon kamarku, harus menghabiskan libur 1 minggu ini bersama Kelvin di rumah, tanpa Della yang datang ke rumahku. Benar-benar kesepian.. Sesekali aku merasa cemburu melihat orang-orang yang hilir mudik dari depan rumah bersama temannya, terlihat sangat akrab danmenyenangkan. Sesekali aku melihat orang pacaran lewat naik motor ataupun jalan kaki, aku benar-benar merindukan masa dimana Della masih hidup dan Doni masih baik.
    Menuruni tangga rumah buru-buru, meminum segelas air putih dan pergi keluar rumah, saat aku membuka gerbang rumah..
    "Mau kemana Fel?" Kelvin mengagetkan.
    "Eh aku mau pergi dulu, Bang!"
    "Iya kemana? Ntar Mama nelpon aku kena marah lagi!" katanya memelas ewh
    "Aduh udah jangan banyak tanya aku sibuk!"
    Aku langsung lari keluar gerbang dan berlari menuju halte. Aku gak bisa bawa mobil ataupun motor, hanya menumpang. Dulu sebelum putus, aku tak perlu takut kemana-mana karena selalu ada Doni yang bersedia mengantarku, dan Della yang selalu bersedia menemaniku, tapi itu dulu.
    Akhirnya aku sampai pada sebuah tempat dimana terkubur begitu banyak kenangan dan orang-orang yang sudah pergi. Mendekati tempat dimana Della dan kenangan tentangnya terkubur. Tak jauh dari sana aku melihat orang-orang sedang ramai, baru saja ada acara penguburan. Pasti suasana sangat haru di sana, karena orang tersayang baru saja pergi. Menaburkan bunga di atas kuburan yang masih basah itu, membersihkan sekeliling dan duduk dalam waktu yang agak lama. Memang aku tidak akan mendapatkan apa-apa di sini, tapi setidaknya tempat ini sedikit menghempaskan kerinduanku pada gadis itu.
    Air mataku tumpah dan membasahi kuburan itu saat aku mengingat bagaimana kenanganku dengan Della.
    "Maaf Del, aku membasahi kuburanmu dengan air mataku.."
    "Hey.. ini buat kamu!" seseorang menyodorkan sapu tangan padaku.
    "Kamu? Makasih.." aku mengambil sapu tangan itu dari tangannya, seorang pria mengenakan pakaian hitam-hitam, terlihat raut kesedihan dari wajahnya.
    "Temen kamu ya?"
    "Iya.. kamu sendiri ngapain di sini?" tanyaku ramah padanya.
    "Kamu lihat di sana ada penguburan kan? Itu penguburan Mamaku"
    "Oh.. aku turut berduka ya.."
    "Makasih.. e.. tapi nama kamu siapa ya?"
    "Oh iya, namaku Felisha, biasanya dipanggil Feli, tapi Icha juga boleh kok!" jawabku sambil menyodorkan tanganku.
    "Namaku Raka" balasnya sambil menyalam tanganku yang sudah kusodorkan dari tadi.
    Aku dan Raka sama-sama pergi dan berjalan keluar dari tempat penguburan. Saling bercerita dan saling menghibur, walau baru kenal aku sudah merasa dekat dengannya. Sangat ramah, dan sangat baik.
    "By the way, kamu gak pulang? Kan keluarga kamu lagi rame di tumah.. Apa papa kamu gak kecarian, Raka?"
    "Aku udah permisi kok, Cha, justru kalo di rumah aku makin sedih, mending aku refresh jiwa dulu, untung ketemu kamu! Kamu asik banget!"
    Seketika pipiku memerah dan padam lagi, kata-katanya membuatku agak geer. Raka memang tampan, dan wajahnya sangat kalem dan manis, membuat aku seketika terpesona akan semua itu!
    Aku lupa waktu, sangat lupa! Semua terasa begitu cepat berlalu.
    "Raka, udah sore, aku pulang duluan ya!"
    "Iya hati-hati ya, kamu sendiri? Gak aku antar aja?"
    "Aduuh lain kali aja deh, Ka. Bye!"
    Aku tau kalo Kelvin liat Raka pasti dia sensi dan mulutnya menajam dan segala ejekan pun keluar dari mulutnya.
    Menghabiskan sisa liburan di rumah berdua dengan Kelvin. Aku tak punya nomor telepon Raka, aku tak bisa menghubunginya. Kebodohanku sangat sangat menyusahkan, harusnya dari awal aku minta nomor telepon Raka supaya dapat menghubunginya kapan saja aku mau.
    Berakhir begitu saja, begitulah libur ini, 2 minggu tanpa Della dan Doni, terasa begitu sepi. Aku harus kembali ke sekolah, melihat wajah Doni dan Clara gadis pengganti itu. Huft aku harus kuat!
    ***
    Hari pertama sekolah tanpa Della memang bukan sesuatu yang menyenangkan.
    1. aku bingung kemana harus pergi saat keluar main-main.
    2. aku tidak punya teman di sekolah, ada tapi tidak sedekat dengan Della.
    3. dengan terpaksa aku harus mau pulang dijemput Kelvin atau aku sendiri dan Kelvin kena marah Mama.
    4. aku kehilangan sebangku dan duduk sendiri.
    5. aku merasa kesepian di kelas
♡♡♡
    "Ma, Icha pergi dulu ya!"
    Tanpa balasan aku segera pergi, tujuanku toko buku. Aku ingin menambah koleksi ku! Membeli komik dan berbagai novel, mungkin saja sebentar lagi aku harus membeli kaca mata karena kebiasaanku membaca dimana saja kapan saja tanpa melihat situasi. Biasanya aku pergi bersama Della, tapi kali ini..
    "Icha!" seseorang memanggilku dengan keras saat aku masuk ke dalam toko buku.
    Aku berbalik.. "kayak Raka, eh iya.. Raka!!"
    Ternyata memang Raka, pria yang sudah lama tak kutemui, seolah sudah melepas semua jenis kegalauan dan kesedihan dari dalam dirinya, tidak sepertiku.
    "Sendiri, Cha?"
    "Iya.. eh kamu udah gak sedih lagi ya, bagus deh, aku ikut senang!"
    "Mungkin gitulah, tapi sebenarnya aku masih galau, masih punya beban beraaat!"
    "Maksud kamu?"
    "Eh.. lupain aja deh!"
    MISTERIUS, satu kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana Raka. Dari awal jumpa sampai sekarang dia masih terlihat sama, nyaman dengan rahasia dan menyembunyikan semuanya di dalam dirinya walau berat.
    Akhirnya aku dan Raka bertukar nomor telepon, Raka tau dimana aku tinggal dan aku tidak memperdulikan kata-kata Kelvin, sama sekali tidak. Namun ntah mengapa aku merasa terganggu dengan Clara. Ntah bagaimana caranya dia mengetahui tentang kedekatanku dengan Raka dan sksd denganku setiap kali dia melihat aku dan Raka sedang bersama.
    "Kamu sekarang mau kemana, Cha? Buku yang kamu cari kan udah dapat, terus sekarang?" tanya Raka.
    "Ke makam Della deh.." jawabku sambil tersenyum.
    Raka begitu setia menemaniku dari tadi di toko buku sampai di makam Della sekarang.
    "Kamu sedih, Ka kalo orang yang kamu sayang pergi?"
    "Sedih? Enggak kok, cuma ngerasa kehilangan aja. Buat apa ya aku sedih kalo orang yang aku sayang udah ada di surga?" kata-kata singkat Raka benar-benar menusuk. Kami terdiam, "aku tau kok kamu galau banget, gimana kalo besok kita ketemuan, di lapangan gede dekat taman di rumah kamu, datang jam 3 aja setelah pulang sekolah. Aku balik duluan ya!" Raka pergi setelah menyambung perkataannya tadi.
    Aku penasaran hal macam apasih yang akan ditunjukkannya padaku?
♡♡♡
    Balon terikat dimana-mana dengan warna yang berbeda. Uhh.. Aku memang sudah telat setengah jam, tapi hanya inikah hal yang ditunjukkan Raka padaku? Aku tidak merasa spesial akan hal ini.
    "Akhirnya kamu datang, ini.." kata Raka sambil memberi ku balon, pulpen dan potongan kertas
    "Apa ini? Buat apa?"
    "As you see, aku nyebut ini balon kesenangan, kamu nulis semua bentuk kegalauan kamu di kertas, masukkan ke dalam balon, hembus dan terbangkan. Good bye problem!"
    Aku tersenyum dan memulai semuanya, balon dihembus satu per satu bersama semua masalah yang akan kuterbangkan.
    "1....2..3.. terbaaang!!!!"
Sumber gambar kliik
     Semuanya terbang begitu saja, sore hari ditemani es krim coklat terasa begitu lezat dan indah bersama Raka. Orang yang baru saja ku kenal berhasil membuat aku tersenyum kembali seperti dulu.
    "Kamu kangen Della, kamu kesepian.. Sekarang aku ada jadi sahabat kamu, mungkin aku gak kayak Della, tapi aku bisa berusaha menjadi sahabat yang baik buat kamu!"
♡♡♡
    Hari-hari yang indah bersama sahabat baruku, Raka. Bertemu setiap pulang sekolah, bersama menghabiskan waktu dan belajar bersama. Menjadi seorang sahabat yang sempurna, benar-benar melepas semua rasa rinduku pada kehadiran seorang sahabat. Walau ternyata aku menyadari.. Aku mulai menyayanginya. Apakah dia juga begitu?
    Kriiiiing...
    Icha : Halo Raka, ada apa?
    Raka : Cha, kamu sibuk? Ketemuan yuk di tempat biasa.
    Icha : Nggak kok, oke jam berapa?
    Raka : Sekarang, aku udah sampe. Kutunggu yang cepet loh!
    Icha : Beres bos!!!

    Dengan semangat aku melangkah ke kafe tempat kami bertemu biasanya, di atas meja nomor 9, yang menjadi tanggal pertemuan kami pertama, angka kesukaan  kami berdua, tentunya. Di sana sudah ada Raka dan seorang gadis cantik berambut panjang, wajahnya sangat manis, dan ramah tentunya.
    "Duduk, Cha!" sapa Raka ramah. "Oh iya aku nyuruh kamu datang mau ngenalin ini, pacarku, namanya Fira.."
    JLEB! "Oh.. pacar nya Raka ya? Kenalin aku Felisha!" aku menyalam ramah dan berkenalan pada gadis itu.
    "Fira!" jawabnya tersenyum.
    Kembali galau dan sedih~ ketika aku mulai merasakan arti cinta lagi, dengan mudah cinta itu pergi dan membiarkan aku sendiri. Dan sekarang aku sadar, hubungan selama ini memang hanya sebatas sahabat, bukan lebih.. Kali ini aku harus lebih berhati-hati dengan cinta.. Cinta membuatku bahagia dan membuatku sedih~ Setidaknya aku masih punya balon dimana aku bisa melepas semuanya.

6 komentar teman-teman :):

  1. nice story :)
    andai saja semua masalah bisa hilang dg menerbangkannya ke langit, pasti gak ada lagi remaja2 yang tiap sebentar galau, stress dsb :D

    Tapi kita gak akan jadi dewasa kalau gak berani ngehadapin semua masalah itu, dan melaluinya.. ya nggak? haha XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih kak :) yup betul kak! Semua masalah harus dihadapi kalo kita mau jadi orang yang lebih dewasa:)

      Hapus
  2. aku pikir bakal happy ending eh ternyata salah tebak. cerita yg manis :D
    anyway, aku juga suka balon dan sering nulis ga jelas trus diterbangin sm balonnya deh, haha jd curcol :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih kak, ntah knp sejauh ini lebih sering nulis yang sad ending kak, mungkin grgr blm happy hahaha curcol :D sebenarnya aku gaksuka balon hehe

      Hapus
  3. Ketipu deh sama alur ceritanya , kirain tadi Raka juga suka sama si icha .. Ternyata ..
    Tapi cerita nya tetap bagus kok ..
    Tadi sempat mewek dikit bacanya , nggi.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sengaja alur gituuu, biar ngasih kejutan ke pembaca di akhir cerita :D hahaha nangiiiissss ciyyyeeeh :P

      Hapus

Halo!
Terimakasih sudah mau membaca blog saya. Semoga Anda suka :) Oh iya kalau mau kasih komentar, kasih komentar yang baik dan membangun ya. Supaya komennya enak dibaca :) Hahaha makasih

 

Anggi Doloksaribu Template by Ipietoon Cute Blog Design