Minggu, 12 Mei 2013

Ice Cream♥



 Namaku Nata, aku remaja 16 tahun. Aku masih kelas 2 SMA. Kata orang, ketika kau ada di kelas 2 SMA, puas-puasin, disana bisa bercanda, dan berpacaran layaknya remaja biasa. Bagiku? Biasa saja. Aku menjadi seorang yang sangat biasa, maksudnya belajar dan belajar. Berbeda dengan orang di sekitarku.
Seperti Chia sahabatku. Hidup kami sangat berbeda, maksudnya, dia adalah orang yang lebih mementingkan 'pacaran' 'hangout' dan meminimkan belajar, sedangkan aku kebalikannya. Namun begitu, dia tetap sahabatku.

***

Siang itu Chia pulang dengan pacarnya, Ryan. Dia meninggalkan ku. Tak apalah. Aku memutuskan untuk menunggu ada taxi yang lewat di depan sekolah. Kebetulan, mama dan papa sedang di luar kota. Aku sendiri. Sangat sepi ketika orang di rumahmu pergi, dan sahabatmu pergi dengan pacarnya. Itulah yang kurasakan saat ini.

"Halo" seseorang menyapaku.

"Halo" jawabku dingin. Dia seorang pria. Oh. Aku tak peduli.

"Namaku Dio, aku murid baru kelas XI IPA 3. Kamu?" katanya sambil menyodorkan tangannya.

Oh dia murid baru, berarti dia yang kemarin diceritakan Chia padaku, dia cukup ganteng..Uh.. Eh.. Lantas? Ada urusan apa dia denganku? Tapi kenapa aku gak pernah liat ya? Ini kan sudah seminggu setelah libur semester a.k.a kenaikan kelas.

"Kok melamun? Tanganku bersih kok, mungkin ada kumannya tapi sedikit lah" katanya sambil tersenyum.

"Ohh maaf, namaku Natasya Angel. Panggil aja Nata" kataku sambil membalas salamnya. "Ohh iya, aku kelas XI IPA 2. Uhh.. pantas aku gak pernah lihat kamu, murid baru ternyata"

"Apa? Gak pernah lihat? Yaampun, padahal di sekolah ini semua ngelirik aku loh. Katanya aku ganteng" katanya pede.

Yaampun apa-apaan sih nih anak. Baru kenal juga pedenya udah selangit. Emang sih dia ganteng dan manis. Tapi nggak usah gitu juga kali ya. Emang aku bilang dia ganteng?

"Oh.. hehehe"

Perkenalan singkat yang cukup garing dan biasa aja sama murid baru kelas tetangga. Untung saja taxi datang setelah kami bercakap-cakap. Kadang aku agak grogi ngomong sama orang seperti itu.

***
Pagi itu berbeda, bedanya dari biasa aku terlambat. Ini nggak biasa terjadi dalam hidupku selama aku sekolah di sini. Heran deh. Kenapa sih tadi jalan harus macet ditambah lagi aku yang bangun kesiangan. Aku memang lembur mengerjakan LKS Fisika, tapi kenapa harus kesiangan.

Untung aku tak sendirian. Hey.. siapa dia? 

"Halo Nata!" sapanya.

"Eh Dio bikin kaget aja deh! Kok telat sih?" aku agak peduli.

"Aku kesiangan tadi hehehe.."

"Ohh.." kataku singkat.

Guru BP datang, padahal ini pertama kalinya aku datang terlambat, tapi kenapa aku harus dihukum nyapu halaman sekolah? Memang sih ada temen, Dio. Yahh, sabar-sabar aja deh. 

"Em.. Nat.." kata Dio

"Apaan?" jawabku sambil menyapu.

"Nanti pulang bareng yuk. Sekalian temenin aku ke.. Berry sebentar" katanya.

Eh apa-apaan ngajak pulang bareng, malah singgah ke Berry lagi. Apa-apaan anak cowo nongkrongnya di Berry, toko boneka? "Ngapain ke Berry?" tanyaku.

"Adikku ulang tahun, namanya Cindy. Aku pernah janji mau beliin dia boneka pas ulang tahun, makanya aku ngajak kamu. Aku gak ngerti selera cewe, Nat."

"Tapi kan adik kamu masih kecil. Emang seleraku sama anak kecil sama apa?" kataku. Aduh.. Apa dia menyamakan aku dengan anak kecil? Atau ini hanya modus saja supaya dia bisa jalan samaku? Ngedate? Oh tidak. Sungguh aku masih trauma dengan kejadian dengan pacar pertamaku. Ini sangat mirip dengan pdkt pertama kali yang dibuatnya padaku. Semoga ini tidak sama.

"Aku percaya sama selera mu, Nat. Nanti pulang sekolah aku tunggu di gerbang ya" katanya meyakinkan.

Ohh baik asalah.. Pikirku sambil menganggukkan kepala.

Hukuman terlewat begitu saja. Tak terasa sekali sudah selesai, dan tak terasa halaman sudah bersih, sangat bersih malahan. Memang capek tapi tak apalah.

Aku dan Chia pergi ke kantin. Chia lapar, dia jarang pergi sama Ryan kalau di sekolah. Dia tak tega meninggalkan ku sendiri. Atau kadang kami ke kantin bertiga, dan tentu saja aku jadi obat nyamuk, atau orang ketiga di antara mereka.

"Nat.. Nanti pulang bareng yuk?" ajaknya sambil menelan mi goreng nya.

"Gue nggak bisa, Chi" kataku.

"Lohh.. Kenapa?" dia heran, memang tak biasa aku menolak pulang dengannya. Kecuali aku ada kerja kelompok atau belajar dengan Klub IPA sekolah.

"Gue mau pergi sama Dio nanti. Dio.. murid baru yang sering lo ceritain" kataku.

Chia keselek. "Uhuk... Apa? Di..di..dio? Cieeee!!! Natasyaaaa" katanya dengan suara keras sekali, dan tentu saja semua orang di kantin melihat ke arah kami.

"Eh jangan bikin malu dong ah!!" kataku.

"Yaa lo sih Nat, gak pernah cerita ke gue kalo lo lagi pdkt sama Dio! Lupa sama gue lo ya! Eh tapi bagus deh, akhirnya lo bisa beneran move on dari Rangga." ledeknya.

"Gak pdkt gilak! Gue cuma nemenin dia beli hadiah buat adiknya" jelasku.

"Halaah! Tanda-tanda mau jadian nih!" ledeknya dan pipiku pun memerah.

***

Kriiiiiinggg...

Dio mana ya.. Katanya di gerbang sekolah, tapi yang gak kelihatan dia. Panaas nih Dio. Muncul dong..

"Halo Natasya. Kok celingak celinguk? Aku disini kok. Kangen ya?" Dio mengagetkan dengan kata-kata dan klakson motornya.

"Eh.. Pedean banget sih"

"Hehehe.. Ayo naik"

Selama perjalanan kami ngobrol banyak, tentang Dio, dan tentangku. Ternyata kami nyambung, banyak hal yang mirip dari kami. Seperti Bruno Mars, Es krim coklat, kebiasaan-kebiasaan, bahkan pelajaran yang kami sukai sama. Sangat kebetulan. Sekilas, dia orang yang benar-benar ramah, baik, dan sangat dewasa. Tapi ntah kenapa sifat yang dibawanya di sekolah, dingin dan pendiam. Aku yakin, itulah yang membuat banyak perempuan suka padanya. Dia memang sosok yang cukup sempurna.

Setelah kami membeli boneka untuk adiknya, kami pergi ke café Vanilla. Tempat itu biasanya tempat makan para couple. Tapi kami tidak. Aku heran, kenapa dia ngajak aku kesini, padahal masih ada yang lain.

"Pesen apa?" katanya.

"Aku es krim coklat aja deh. Aku gak lapar soalnya" kataku.

"Nanti sakitloh" dia seolah meyakinkan ku kalau aku harus makan atau aku akan sakit. Hahaha gak mempan.

Aku menggeleng.

"Yaudah, kalo kamu mesennya itu, aku juga mesen itu ya" katanya.

Kenapa dia jadi bergantung padaku? Kalo mau makan gak usah mikirin aku, aku masih kenyang tau. Tapi ya sudahlah.

Kami berbicara banyak hal sambil menghabiskan es krim coklat kami. Akhirnya kami saling tau banyak hal. Aku tau Dio sangat menyukai Real Madrid, Bruno Mars dan Maroon 5. Dan tentunya dia datang ke konser Bruno Mars beberapa tahun yang lalu di Jakarta. Memang banyak kemiripan di antara kami, mulai dari makanan, artis, dan hobi. Bahkan, hari ulang tahun kami jatuh di hari, tanggal, bulan, dan tahun yang sama. Kalau jamnya, Dio 2 jam lebih awal daripada aku. Aku nyaman berbicara dengannya. Dia beda dengan Rangga.

Dio mengantarku pulang. Begitu sampai di rumah, ia mengeluarkan sebuah kotak berukuran sedang, terbungkus rapi dengan pita merah jambu yang sangat manis, sepertinya sudah disediakan dari kemarin atau ntah kapan aku tak mengerti.

"Ini buat kamu, Nat" katanya sambil menyodorkan sebuah kotak.

"Eh.. Apa ini?" kataku kaget.

"Ambil aja, anggap aja ini ucapan terimakasih karena udah nemenin aku nyari hadiah buat Cindy tadi, tapi jangan dibuka dulu ya. Bukanya besok pagi aja" katanya.

Aku bingung.. Tapi aku mengambil hadiah itu. Karena dia memaksa, lagipula Mama bilang, tidak boleh menolak pemberian orang lain kepada kita. Makanya aku menerimanya.

"Tapi janji ya.. Bukanya besok jangan sekarang. Aku pulang ya Nat"

"Oke..Hati-hati ya.." 


-To be continued-


Sekian dulu cerita ku hari ini. Next time disambung lagiii ya. Tunggu aja ya...
Sambungannya coming soon! Hahaha :D

3 komentar teman-teman :):

Halo!
Terimakasih sudah mau membaca blog saya. Semoga Anda suka :) Oh iya kalau mau kasih komentar, kasih komentar yang baik dan membangun ya. Supaya komennya enak dibaca :) Hahaha makasih

 

Anggi Doloksaribu Template by Ipietoon Cute Blog Design