Sheila Gabriela, nama indah yang
diberikan kedua orangtua ku saat aku dilahirkan. Ya, nama itu begitu indah
bagiku. Sebuah nama yang diikuti dengan nama yang begitu indah. Sebenarnya,
kata Mama Gabriela diambil dari nama seorang malaikat yang bernama Gabriel,
tapi kata Papa, ditambahin huruf ‘a’
gara-gara aku perempuan. Saat aku diberi nama itu, orangtuaku berharap aku bisa jadi anak baik. Selain itu, aku sekarang berumur 16 tahun, tahun ini juga umurku 17 tahun. Kata orang, sweet17 itu penting, itulah sebabnya aku punya 1 impian yang bisa kudapatkan di umurku yang ke 17 ini, dan tebak, 2 bulan lagi aku ulang tahun.
gara-gara aku perempuan. Saat aku diberi nama itu, orangtuaku berharap aku bisa jadi anak baik. Selain itu, aku sekarang berumur 16 tahun, tahun ini juga umurku 17 tahun. Kata orang, sweet17 itu penting, itulah sebabnya aku punya 1 impian yang bisa kudapatkan di umurku yang ke 17 ini, dan tebak, 2 bulan lagi aku ulang tahun.
***
Pagi
yang cerah untuk memulai awal yang baru. Pagi yang indah untuk melukis senyum
yang baru dan indah. Aku berjalan melewati kelas-kelas di sekolah, di setiap
aku melangkah aku menebar senyum kepada setiap orang yang kulewati. Ya, aku
memang terkesan kurang kerjaan. Kadang, Mia sahabatku bertanya-tanya kenapa aku
selalu tersenyum.
“Pagiiii
Miaa!” sapaku.
Mia
hanya membalasnya dengan sebuah senyuman kecil yang sudah cukup merubah hari
itu menjadi lebih. Aku memang berbeda dari mereka. Tiap pagi, mereka menyapa
pacar-pacarnya. Namun, aku hanya menyapa sahabatku. Ntah kenapa orang-orang di
sekolah sudah rata-rata memiliki pacar, menurut mereka itu adalah tujuan utama
ke sekolah. Tanpa mereka sadari, sebenarnya sekolah adalah tempat belajar,
bukan ajang buat nyari pacar. Itulah kenapa terkadang mereka bilang aku munak!
Memangnya aku peduli?
“Sela!
PR Kimia lo udah siap ya?” Tanya Mia padaku setelah dia tersenyum.
“Udah
dong, Mi! Mau minjem lo?” tanyaku. Sebenarnya aku udah tau dia bakal minjam pr
ku. Tapi aku hanya pura-pura gaktau aja. Biarin aja ngelama-lamain.
“Iyaa
ah lo pura-pura gaktau Sel! Pinjemin gueee dong, emang ya otak lo itu encer
banget kalo udah masalah ngerjain soal” katanya gombal.
“Gombal
lo! Ya elo sih pacaran mulu sama Rangga. Jadi gak sempet kan belajar” aku
ngeledek sambil ketawa liat ekspresi manyun Mia. Karena kasian, aku kasih aja
prnya. Kan Mia kasian kalo gak selesai. “Nihh Mi” kataku sambil menyodorkan
buku latihanku.
“Makasihhh
yaaa. Elo deh emang sahabat gue paling baik” katanya sambil mencubit pipiku.
Baik
sih baik, tapi gak usah pake nyubit pipi gue bisa kali ya, Mi. Sakit tauu.
Kataku dalam hati.
***
Mia
datang ke rumah. Aneh gak biasanya dia datang tanpa bilang-bilang dulu. Mia..
mia.. kadang susah ditebak, tapi kadang gampang ketebak. Udah gitu muka nya
ceria selangit lagi.
“Selaaa!!!!”
teriaknya sambil masuk kamarku. Untung saja Mama dan Papa sedang pergi. Di rumah
hanya ada aku dan Mbak Ela ditambah Mia. Tapi aku yakin, suaranya yang cetar
itu sudah membangunkan Angel, bayi tetangga sebelah.
“Miaaa
kenapa sih kok ceria banget? Eh tapi suaranya selo aja deh kali ya, kasian bayi
tetangga gue” kataku sambil meledeknya. Dia tak tersinggung sama sekali.
“aduuh
udah deh. Gue tau kok lo jones, dan 2 bulan lagi lo sweet17” katanya lagi.
“Jones?”
kataku pelan.. aku gak ngerti kenapa ni anak bilang aku jones. Iyaa tau deh
yang punya Rangga. Tapi gak usah gitu banget kenapasih. Gue single tauuu.
“Hehehe..
giniiii, jadi, Rangga punya temen dan mulai besok sekolah di tempat kita. Jadi,
gue niat.. ah lo tau deh!” katanya.
“Miaaaaaaaaaa!!!!
Se nes nes nya gue, gak gitu banget deh lo ke gue”
“Yahhh
sel, gakpapa dong. Siapa tau cocok!” katanya sambil tersenyum lebar.
“Ihhh
apaan sih”
“Gakpapa
lah, Sel. Gue udah ketemu. Orangnya cakep, baik, pinter, ramah, tipe lo banget
deh. Gue udah ketemu sama dia. Dan yang lebih keren lagi, ulang tahun kalian
sama, Sel. Bayangin candle light diner berdua ngerayain ulang tahun. Wow! Bayangin
sel bayangin!” katanya dengan semangat.
Aku
jitak kepala Mia, “Miaaa!!! Gak gitu juga deh kayaknyaaa” kataku. Apapun alasannya
aku kurang suka kalo udah kayak gini ceritanya. Miaa. Mia.
***
Seharian
aku nggak ada keluar kelas, meskipun Mia sudah memaksaku keluar demi menemui
Rangga dan murid baru yang diceritakannya semalam. Oh aku tertarik sama sekali.
Andai dia tau rasa itu bukanlah hal yang bisa dipaksakan. Dia datang dengan
sendirinya, aku yakin itu.
Aku
gak pulang sama Mia, dia mau jalan
dengan Rangga. Mama dan Papa masih tidak di sini. Sedangkan Pak Mul, supir Papa
sedang cuti. Gak mungkin Mbak Ela yang jemput aku ke sekolah. Tapi sayangnya
hujan. Gak mungkin aku nunggu angkot ataupun taxi di gerbang sekolah hujan-hujan.
Aku memutuskan untuk duduk di kursi sekolah dekat gerbang sampai hujan agak
reda.
Tiba-tiba
ada seseorang yang menghampiriku..
“Halo..
lagi apa?” katanya ramah.
“Lagi
nunggu hujan reda” jawabku singkat.
“Oh.
Emang kamu gak dijemput?” tanyanya lagi.
“Enggak.”
Jawabku makin singkat.
“Ehh
kenalin, namaku Sam Gabriel. Panggil aja aku Geb. Kamu?” katanya sambil
menyodorkan tangannya.
“Namaku
Sheila Gabriela. Biasanya aku dipanggil Sela, atau Geby” jawabku sambil
membalas salamnya, dan sedikit senyum untuk mengubah percakapan dingin tadi.
“Aku
murid baru, temennya Rangga. Kamu kenal Rangga? Eh nama kita mirip ya hehehe”
katanya.
Aku
kaget. Apa? Rangga? Jangan-jangan dia yang diceritakan Mia padaku. Ahh.. apa
ini bagian dari rencana mereka atau jangan-jangan.. soal nama yang mirip. Ini apa?
“Akuu kenal Rangga kok, dia pacarnya Mia sahabatku. Hehehe iya mirip”
“Ohh..
berarti kamu yang ditunjukkin fotonya sama mereka semalam. Katanya ulang tahun
sama nama kita mirip dan bahkan sama. Katanya kamu pinter ya? Baik, ramah lagi.”
Jelasnya padaku.
“Ehh
iyaa, Mia juga bilang gitu tentang kamu sama aku.” Jawabku.
Suasana
hening. Hanya suara hujan yang terdengar. Ohh.. sudah jam 3, aku lapar. Hujan? Belum
reda juga. Aku bingung mau ngomong apa sama dia. Kami baru kenal dan gak tau
deh bilangnya gimana.
“Kamu
mau pulang? Ini aku punya payung. Aku naik mobil kok, tapi kalo kamu gak
keberatan aku anter pulang” katanya sambil menyodorkan payung, seolah dia tau
apa yang kupikirkan.
“Ehh
iya iya, aku pinjem payung kamu aja. Makasih ya. Aku pulang dulu. Bye” kataku.
Aku
meninggalkannya begitu saja. Sebenarnya aku nyambung dan nyaman pas ada
dekatnya. Tapi di sisi lain, aku malu dan takut ketika aku menjawab apa yang
dikatakannya, dan aku takut untuk melihat matanya ketika aku menjawab
pertanyaan darinya. Apa ini? Mungkinkah ini yang sering dirasakan Mia pas dia
baru pdkt sama Rangga? Tapi kan ini bukan pdkt.
Sesampainya
di rumah, aku nanya Mia soal “Kenapa lo deg-degan pas ada orang yang ngobrol
sama lo. Dan pas itu lo takut liat matanya. Itu namanya apaan ya, Mi?”
Gak
berapa lama Mia ngebalas, emang si maniak hape ini, gak mungkin ngelepas BB nya
dari tangannya. Gak sampe 1 menit, bbm dari Mia masuk. Emang bener nih maniak
hape. “itu sih tandanya lo suka sama dia. Siapa sih?” balasnya.
Ohh.
Aku hanya nge-read balasannya. Aku gak mau bales. Takuttt. Tapi gak berapa lama
ada yang nge-add aku, yaudah aku accept aja. Dan ternyata dia Sam Gabriel. Nama
yang bagus dan orang yang ganteng.
***
Beberapa
hari setelah perjumpaan dengan Geb, aku dengannya jadi akrab, kami sering jalan
bareng, ketawa-ketawa, kadang aku nemenin dia main futsal sama Rangga. Dan dia
sering ngantarin aku pulang ke rumah. Dia udah kenal sama Mama dan Papa. Kata
Mama dia anak baik. Kelihatan dari mukanya. Bahkan Mia pun agak kaget, kenapa
aku bisa tiba-tiba mau deket sama cowo, padahal dia tau, kalau aku agak
tertutup dan agak gak suka kalo diajak jalan sama cowo. Tapi aku ngerasa beda
pas aku deket sama Geb. Dia baik, kami nyambung.
Tanpa
disadari, hari ini adalah hari ulang tahunku dan ulang tahun Sam Gabriel. Belum
ada rencana tentang apapun. Mama bilang ngerayainnya tunggu Papa pulang tugas
dari Jakarta. Dan berarti hari ini jadwalku kosong.
Ntah
kenapa Rangga dan Mia mendadak jauh dari kami berdua, begitupun teman sekelasku
yang lain. Semuanya terasa berbeda hari ini. Semua menjauh dan coba tebak? Gak
ada yang ngucapin happy birthday ke aku, kecuali Papa, Mama, Pak Mul, Mbak Ela,
dan Gabriel. Kemana mia? Apa dia lupa sama ulang tahunku? Aku khawatir dia gak
mau jadi sahabatku lagi.
“Kenapa
murung, Sel? Ini kan hari kamu” kata Gabriel saat aku baru saja keluar kelas,
mau pulang.
“Aku
sedih Geb, hari ini Mia gak ada cakapin aku, selain pas bilang kalo Bu Ani
menyuruhku ke kantor untuk menyerahkan daftar absen” kataku.
“Jangan
sedih dong, Rangga juga gitu kok, Sel. Nasib kita sama kok, kan aku masih ada”
katanya menenangkan.
Aku
masih ada. Memang itu kata-kata yang indah. Tapi sungguh sakit ketika sahabat
baikmu, dan orang di sekitarmu melupakanmu dan mendiamimu tanpa alasan yang
benar-benar jelas.
“Iyaa
sih..”
Plokkk..
Tiba-tiba ada telur yang jatuh di kepalaku, bukan cuma aku, Gabriel juga. Miaa!
Rangga dan yang lainnya yang melempari kami. Bukan hanya itu, tapi ada juga
tepung yang dilemparkan ke kami. Aduuuh.. bau tau..
“Geb,
Geby, maafin kami semua yaaa ngejahilin kalian. Habis kalian couple paling
sweet sih. Jadinya kan kita pengen ngerjain.. Hehehe. Maafin kitaa semua ya..
By the way, happy birthday ya kalian berduaaaa”
“Iyaa..
Geb, nihh udah saatnya lo nyatain” kata Rangga sambil memberikan sebuah kotak
ke Gabriel. Kotak yang agak kecil dan manis. Bungkusnya coklat dan dibungkus
dengan pita merah jambu. Sangat manis.
“Nihhh
Geby, buat kamu. Buka sekarang..” kata nya sambil memberiku kotak itu.
Aku
membukanya dan melihat ada kalung dan sebuah surat didalamnya.
Happy
Birthday Gabriela.
It’s
your day, selamat sweet17.
Aku
suka kamu. Jadi pacarku mau?
Kalo
mau pake kalungnya ya
-Gabriel-
Aku
tersenyum. Antara kaget, shock, gaknyangka, dan yang lain deh. Gabriel pun
begitu. Aku tersenyum padanya, lalu kuambil kalung itu, dan kupakaikan di
leherku. Jujur aku memang suka padanya sejak awal kami bertemu saat hujan di
sekolah. Dan aku benar-benar bahagia, selain impianku di sweet17 punya pacar,
yang kalau bisa nama dan tanggalnya sama denganku. Dan akhirnya, inilah pacar
pertamaku, dan cinta pertamaku.
“Makasih
ya, Geby! Aku sayang Geby!” katanya tersenyum.
“Aku
juga Geb”
-END-
0 komentar teman-teman :):
Posting Komentar
Halo!
Terimakasih sudah mau membaca blog saya. Semoga Anda suka :) Oh iya kalau mau kasih komentar, kasih komentar yang baik dan membangun ya. Supaya komennya enak dibaca :) Hahaha makasih